Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Mengenal DLBCL, Kanker Langka yang Diidap Ari Lasso | Penyebab Gancet

Kompas.com - 10/09/2021, 07:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Ari Lasso mengungkap dirinya mengidap kanker jenis langka yaitu kanker DLBCL atau Diffuse Large B-cell Lymphoma.

Pembahasan terkait kanker langka DLBCL menjadi salah satu berita populer yang banyak dibaca di kanal Sains Kompas.com edisi Kamis, 9 September 2021.

Selain kanker DLBCL, penyebab dan pertolongan pertama gancet atau penis tersangkut vagina menjadi topik populer lainnya.

Selain itu, setiap 9 September kita juga memperingati Hari Olahraga Nasional. Ini adalah perayaan Haornas ke-38. Sejarah haornas hingga fakta Gurun Sahara menjadi berita populer lainnya.

Baca juga: [POPULER SAINS] Penyebab Gancet, Penis Tersangkut Vagina | Bulus Raksasa Ditemukan di Klaten

Berikut rangkumannya:

1. Apa itu DLBCL, kanker yang diidap Ari Lasso?

Kabar mengejutkan datang dari Ari Lasso. Saat menjadi bintang tamu dalam kanal YouTube Deddy Cobuzier, Ari Lasso mengungkap dirinya mengidap kanker jenis langka, yaitu kanker DLBCL atau Diffuse large B-cell lymphoma.

Meski kanker DLBCL termasuk langka, Ari mengatakan, kanker tersebut curable, bisa disembuhkan.

Sebelumnya, Ari Lasso sempat menjalani operasi besar untuk pengangkatan tumor di limpanya.

"(Dokter bilang), 'Ini ganas punya'. Kemudian hasil patologi keluar 5 (atau) 6 hari kemudian. Ya, it's cancer. Tapi, cancer-nya sangat langka," ucap Ari Lasso.

Sebenarnya, apa itu kanker DLBCL (Diffuse large B-cell lymphoma)?

Kanker DLBCL (Diffuse large B-cell lymphoma) atau limfoma sel B besar difus adalah jenis limfoma non-Hodgkin (NHL).

Ada dua jenis limfoma, yaitu Hodgkin dan non-Hodgkin. Keduanya berperilaku, tumbuh, dan merespons pengobatan secara berbeda.

DLBCL adalah limfoma non-Hodgkin yang paling umum.

Dalam kondisi kanker DLBCL, ketika dilihat di bawah mikroskop, sel-sel limfoma terlihat sangat besar dibandingkan dengan limfosit normal. Sel-sel limfoma juga tersebar di seluruh kelenjar getah bening atau jaringan.

Baca selengkapnya di sini:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com