Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halo Prof! Sel Beta Pankreas Rusak Akibat Diabetes, Bisakah Regenerasi?

Kompas.com - 24/04/2021, 18:30 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Seorang pembaca Kompas.com bernama Zubaidah Nur Aini mengirimkan pertanyaannya ke Halo Prof!:

"Mau bertanya Prof, masalah suami saya. Beliau usia 47 tahun, punya keluhan diabetes 300 dan tekanan darah 180. Apakah pankreas dapat regenerasi selnya, Prof? Terimakasih atas perhatian dan jawabannya."

Pertanyaan tersebut dijawab oleh dr. Rochsismandoko, Sp.PD-KEMD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Endokrin, Metabolik, & Diabetes dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya. Berikut paparannya:

Halo Ibu Zubaidah, terima kasih atas pertanyaannya.

Baca juga: Pasien Diabetes Meningkat Selama Pandemi, Indonesia Peringkat 7 Tertinggi di Dunia

Sel beta pankreas mempunyai fungsi untuk memproduksi dan mengeluarkan hormon insulin. Sel beta memperbanyak diri pada tahun pertama kehidupan, dengan kecepatan rata rata 1 persen sampai 2 persen/hari.

Pada saat seseorang pertama kali terkena diabetes, jumlah sel beta sudah berkurang rata rata lebih dari 50 persen. Pada DM (diabetes mellitus) tipe 1 seseorang akan kehilangan sel beta antara 70-100 persen, dan pada tipe 2 antara 0-65 persen.

Perkembangan pengobatan diabetes saat ini mencoba melakukan regenerasi sel beta. Regenerasi dapat terjadi melalui perangsangan sel beta, atau mengonversi dari sel pankreas menjadi sel beta. Cara yang dipakai untuk regenerasi adalah melalui transplantasi dari stem sel atau perangsangan regenerasi sel beta dari dalam.

Beberapa obat dalam penelitian memang ada yang dapat memperbanyak sel beta. Sedangkan ada juga jenis obat-obatan lain yang dapat merangsang perubahan sel pankreas lain menjadi sel beta.

Baca juga: Pasien Diabetes Boleh Divaksin Covid-19, Asalkan…

Selain itu, ada pula terapi diet yang dapat digunakan untuk memperbaiki kadar gula darah dan resistensi insulin. Konsepnya kira-kira seperti ini: pankreas dapat dipicu untuk memperbaiki dirinya sendiri melalui diet khusus seperti fasting-mimicking diet (FMD).

FMD ini menyerupai kondisi seseorang yang sedang berpuasa. Komposisi rendah kalori, rendah protein, rendah karbohidrat tetapi tinggi lemak.

Pada percobaan pada hewan tikus hari pertama, tikus diberikan setengah dari kebutuhan kalori harian. Tiga hari berikutnya, mereka hanya menerima 10 persen dari kebutuhan kalori harian. Sepuluh hari berikutnya, diberi makan seperti biasa. Pola diet seperti ini diulangi selama tiga siklus.

Setelah itu, dilakukan pemeriksaan pankreas dan hasilnya, tikus yang mengalami diabetes baik tipe 1 dan 2 kembali memproduksi insulin dan resistensi insulin pun berkurang. Artinya, FMD memicu pembentukan sel-sel beta pankreas yang menghasilkan insulin.

Baca juga: Kenali 10 Faktor Risiko Kanker Pankreas

Percobaan pada sel manusia juga menunjukkan efek yang sama. Sebanyak seratus responden diberikan diet serupa selama tiga siklus. Reaksinya, kadar gula darah puasa mereka membaik.

Pada kasus suami Ibu Zubaidah dengan gula darah 300 mg/dL, perlu diketahui terlebih dahulu ini kadar gula darah puasa atau sewaktu? Bagaimana dengan tekanan darah sistolik sampai 180 mmHg, perlu data pendukung yang lain, seperti bagaimana kadar HbA1C, fungsi ginjal, atau apakah sudah ada tanda-tanda gangguan kardiovaskular atau tidak.

Dalam pemilihan obat-obatan antidiabetes, dokter akan mempertimbangkan juga penyakit penyerta atau komplikasi yang sudah terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com