KOMPAS.com - Semenjak ditemukannya varian virus corona penyebab Covid-19 di Inggris, Afrika Selatan dan Brazil; dunia sains berlomba-lomba untuk menemukan varian baru lainnya.
Terbaru, tim peneliti dari University of Edinburgh, Inggris, menemukan varian yang diberi nama B1525.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah empat fakta yang harus Anda ketahui soal varian baru virus corona B1525:
Dalam laporan para peneliti yang dikutip Kompas.com, Rabu (17/2/2021); varian B1525 ini telah terdeteksi lewat metode whole genome sequencing di 13 negara dengan total 135 kasus.
Baca juga: Peneliti Temukan 7 Varian Baru Virus Corona di AS yang Diduga Lebih Menular
Sebarannya sebagai berikut:
Inggris Raya (39), Denmark (35), Nigeria (29), Amerika Serikat (10), Kanada (5), Perancis (5), Ghana (4), Australia (2), Yordania (2), Singapura (1), Finlandia (1), Belgium (1) dan Spain (1).
Sejauh ini, sequence paling awal dari varian B1525 berasal dari Inggris (15 Desember 2020) dan Nigeria (29 Desember 2020).
Menurut tim peneliti Edinburgh, genom varian B1525 memiliki sejumlah kemiripan dengan varian dari Inggris sebelumnya yakni B117.
Namun, yang membuat para ahli khawatir adalah keberadaan mutasi E484K yang menyerupai varian Afrika Selatan dan Brasil.
Mutasi ini terdapat pada protein spike yang digunakan oleh virus untuk memasuki sel, dan diduga membantu varian Afrika Selatan dan Brasil untuk menghindar dari antibodi penetral di dalam tubuh.
Baca juga: Antisipasi Varian Baru Virus Corona, Pemerintah Bentuk Tim Genomik Surveilans
Disampaikan oleh Dr Simon Clarke, associate professor bidang mikrobiologi sel di University of Reading, mutasi E484K telah diketahui memberi varian Afrika Selatan semacam ketahanan terhadap vaksin Covid-19.
Selain mutasi E484K; pakar virologi dan Profesor Onkologi Molekuler dari Warwick, Lawrence Young, juga mengungkapkan bahwa varian B1525 mengandung mutasi Q677H dan F888L.
Mutasi Q677H juga ditemukan di varian virus corona lain dari Amerika Serikat dan diduga bisa memengaruhi efisiensi virus ini dalam menginfeksi dan menular.
Sementara itu, masih banyak yang belum diketahui oleh para ahli mengenai mutasi F888L, meskipun mutasi ini tidak terdapat pada spike virus.
Para pakar menganggap penemuan varian baru ini sebagai kabar buruk dan baik.