Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skizofrenia Tingkatkan Risiko Kematian Hampir Tiga Kali Lipat pada Pasien Covid-19

Kompas.com - 04/02/2021, 16:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Meski program vaksinasi Covid-19 telah mulai dijalankan, para ilmuwan masih terus berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok yang paling berisiko tertular infeksi virus corona atau berisiko meninggal dunia karena hal tersebut – yang mana sangat membutuhkan vaksin untuk perlindungan diri.

Sebuah studi baru terhadap hampir 7.400 orang di New York, yang semuanya dites positif Covid-19, telah menemukan bahwa orang yang didiagnosis menderita skizofrenia, memiliki kemungkinan meninggal akibat Covid-19 hampir tiga kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki penyakit tersebut.

Ini menunjukkan, mungkin ada sesuatu tentang skizofrenia yang membuat penderitanya lebih rentan terhadap infeksi virus corona, meski temuan mengejutkan ini bisa juga cerminan dari ketidaksetaraan perawatan kesehatan yang terpapar oleh pandemi.

"Temuan kami menggambarkan bahwa orang dengan skizofrenia sangat rentan terhadap efek Covid-19," kata psikiater Katlyn Nemani dari Pusat Medis Langone Universitas New York (NYU).

Baca juga: Studi: Kualitas Sperma Ayah Bisa Picu Gangguan Mental Skizofrenia

"Dengan pemahaman yang baru ditemukan ini, penyedia layanan kesehatan dapat memprioritaskan distribusi vaksin, pengujian, dan perawatan medis untuk kelompok ini dengan lebih baik," tambahnya.

Melansir Science Alert, dalam studi tersebut, Nemani dan rekan-rekannya membandingkan bagaimana nasib orang-orang yang dirawat karena Covid-19 di New York pada puncak pandemi virus corona, 45 hari setelah dites positif.

Menggali catatan medis dari sistem kesehatan NYU Langone, yang mencakup empat rumah sakit, tim peneliti mengidentifikasi 7.350 orang dewasa yang dites positif Covid-19 antara Maret hingga Mei 2020, 75 di antaranya telah didiagnosis skizofrenia.

Skizofrenia adalah gangguan mental yang mengganggu persepsi seseorang tentang realitas dan memengaruhi suasana hati mereka.

Tetapi perlu dicatat di sini, bahwa skizofrenia adalah penyakit misterius yang masih berusaha dipahami oleh para ilmuwan, dan penelitian ini hanya mempertimbangkan orang-orang dengan riwayat kelainan yang terdokumentasi.

Selain itu, jumlah penderita skizofrenia dalam penelitian ini juga tidak banyak, meski ukuran sampel secara keseluruhan luas dan beragam.

Orang-orang dengan gangguan mood seperti kecemasan juga ditampilkan, tetapi analisis menemukan orang-orang ini tidak memiliki peningkatan risiko kematian akibat Covid-19, meskipun penelitian sebelumnya telah menemukan individu dengan kondisi mental lebih mungkin untuk terinfeksi.

Orang dengan skizofrenia ditemukan 2,67 kali lebih mungkin meninggal akibat virus corona daripada orang tanpa skizofrenia.

Hasil ini menunjukkan, pada penduduk New York, skizofrenia menempati peringkat kedua faktor risiko terbesar (setelah usia) untuk kematian oleh Covid-19.

Hal itu setelah penulis penelitian memperhitungkan variabel lain, seperti usia, jenis kelamin, ras, diabetes, penyakit jantung, dan merokok (tetapi tidak untuk penggunaan obat atau obesitas).

"Ini adalah temuan yang mengkhawatirkan," kata Tom Pollak, psikiater di King's College London, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

"Pasien-pasien ini termasuk anggota masyarakat yang paling rentan dan mungkin ada di sebagian besar sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia."

Baca juga: Skizofrenia Tak Berarti Vonis Pasungan, Terlantar di Jalanan, atau Hilang dalam Keberadaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com