KOMPAS.com - Benda antariksa yang jatuh di Bali dan Lampung pada Januari lalu didahului oleh suara dentuman keras.
Suara dentuman kemudian diyakini masyarakat sebagai tanda benda langit jatuh ke Bumi.
Nah, bagaimana Lapan menganalisis laporan jatuhnya benda antariksa menjadi salah satu artikel populer Sains Kompas.com.
Selain itu, ada juga analisa BMKG terkait daerah-daerah rawan gempa hingga alasan kucing takut air.
Baca juga: [POPULER SAINS] Kandungan Air Rendaman Meteorit | Mumi Lidah Emas
Berikut 4 berita populer Sains edisi Rabu (3/2/2021).
Bagaimana Lapan menganalisis laporan warga terkait jatuhnya benda antariksa?
Dalam laman resmi orbit sains Lapan menuliskan bahwa dalam menganalisis laporan masyarakat terkait jatuhnya benda antariksa, yang dilakukan oleh tim Lapan adalah menganalisis kemungkinan jatuhnya sampah antariksa atau gagalnya peluncuran roket.
Analisis tersebut akan merujuk pada pusat data internasional melalui NEO Earth Close Approaches dengan alamat http://cneos.jpl.nasa.gov/ca/
Selanjutnya, tim bertugas akan melakukan eliminasi (menyingkirkan) kemungkinan sumber dari darat, misalnya ledakan akibat bahan peledak atau jatuhnya kabel listrik teganagan tinggi.
Untuk tindakan eliminasi ini, Lapan akan merujuk laporan kepolisian atau instansi terkait.
Bila dugaan kuat mengarah terhadap benda jatuh antariksa alami atau meteorit, Lapan akan segera menganalisis bukti-bukti pendukungnya untuk menyimpulkan ada tidaknya meteorit jatuh.
"Laporan warga atau media massa segera dianalisis bila ada indikasi benda jatuh antariksa, baik berupa sampah antariksa maupun meteorit," tulis Lapan.
Sebagai informasi, sampah antariksa yang berpotensi membahayakan Indonesia telah dipantau terus menerus oleh Lapan dan dikoordinasikan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Baca selengkapnya penjelasan Lapan tentang benda dan sampah luar angkasa di sini:
Suara Dentuman Sering Dikaitkan dengan Benda Jatuh Antariksa, Begini Cara Lapan Menganalisisnya