[POPULER SAINS] Kandungan Air Rendaman Meteorit | Mumi Lidah Emas

KOMPAS.com - Jatuhnya batu meteorit di Punggur, Lampung Tengah masih menghebohkan masyarakat.

Hingga kini air rendaman batu luar angkasa itu diburu warga. Namun peneliti tidak menyarankan kita untuk meminumnya.

Ini karena air rendaman batu meteorit mengandung unsur logam dan belum diketahui apakah batu tersebut mengandung unsur radioaktif.

Selain kandungan batu meteorit, peneliti UGM memaparkan sejumlah hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah virus Nipah yang konon bisa menjadi pandemi berikutnya hingga kabar dari Mesir tentang temuan mumi lidah emas.

Baca juga: [POPULER SAINS] WHO Anjurkan Pasien Covid-19 Sedia Oximeter | Meteorit Jatuh di Lampung

Berikut 4 artikel Populer Sains Kompas.com edisi Selasa (2/2/2021) yang tak boleh terlewatkan:

1. Kandungan air rendaman meteorit

Sejumlah ahli telah mengingatkan masyarakat, agar tidak melakukan kegiatan yang belum diketahui efektivitasnya, dan bahkan berdasarkan penelitian sementara, air rendaman batu meteorit tersebut justru membahayakan kesehatan.

Peneliti Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL), Robiatul Muztaba juga mengatakan bahwa meminum air rendaman batu bisa berpotensi membahayakan kesehatan.

Sebab, setelah diteliti batu tersebut rupanya mengandung unsur logam, namun belum diketahui apakah batu tersebut juga mengandung radioaktif.

"Jika mengandung radioaktif, bisa menyebabkan kanker," ujar Robiatul.

Ia juga meminta agar warga menghentikan pemahaman dan aktivitas tersebut.

"Warga percaya ada khasiat, padahal enggak ada. Kami mengedukasi, agar warga tidak mengonsumsi air itu," tegasnya.

Astronom amatir Marufin Sudibyo mengatakan, kandungan dalam meteorit bisa berbeda-beda, tergantung tipenya.

Dia mengatakan, batu meteorit dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu meteorit siderit, meteorit siderolit, dan meteroit aerolit.

Kenali selengkapnya tentang kandungan batu meteorit di sini:

Air Rendaman Batu Meteorit yang Jatuh di Lampung Diburu Warga, Ahli Jelaskan Kandungannya