Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Terbaru: Covid-19 Bisa Turunkan Kualitas Sperma, Kok Bisa?

Kompas.com - 03/02/2021, 11:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Covid-19 kemungkinan dapat merusak kualitas sperma dan mengurangi kesuburan pada pria, demikian menurut sebuah studi baru berbasis bukti eksperimental.

Para peneliti studi pada hari Jumat (29/1/2021), melaporkan dalam jurnal Reproduction bahwa Covid-19 dapat menyebabkan peningkatan kematian sel sperma, inflamasi dan apa yang disebut sebagai stres oksidatif.

"Temuan ini memberikan bukti eksperimental pertama secara langsung bahwa sistem reproduksi pria dapat menjadi sasaran dan dirusak oleh Covid-19,” para penulis menyimpulkan.

Meski begitu, para ahli yang mengomentari studi tersebut mengatakan bahwa kapasitas virus untuk menganggu kesuburan pada pria masih belum terbukti.

Baca juga: Pahami Cara Merawat Pasien Covid-19 yang Harus Isolasi Mandiri di Rumah

Seperti diketahui, Covid-19 menyebabkan gangguan pernapasan, terutama pada orang tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan mendasar.

Virus corona ditularkan melalui droplet pernapasan dan menyerang paru-paru, ginjal, usus, dan jantung.

Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 ini juga dapat menginfeksi organ reproduksi pria, merusak perkembangan sel sperma dan mengganggu hormon reproduksi.

Reseptor yang digunakan oleh virus untuk mengakses jaringan paru-paru ditemukan juga di dalam testis.

Tetapi efek virus terhadap kemampuan reproduksi pria masih belum terungkap.

Studi untuk mencari penanda biologis

Behzad Hajizadeh Maleki dan Bakhtyar Tatibian dari Justus-Liebig-University di Jerman melakukan studi untuk mencari penanda biologis yang mungkin menunjukkan dampak negatif virus pada kesuburan pria.

Analisis terkait hal ini mereka lakukan terhadap 84 pria yang terinfeksi COVID-19 selama 60 hari – dengan interval 10 hari – dan dibandingkan dengan data 105 pria sehat.

Hasilnya, sel sperma pasien Covid-19 menunjukkan peningkatan inflamasi dan stres oksidatif secara signifikan. Artinya ada ketidakseimbangan kimiawi yang dapat merusak DNA dan protein dalam tubuh.

Ilustrasi sperma bergerak menuju ovumSHUTTERSTOCK/Yurchanka Siarhei Ilustrasi sperma bergerak menuju ovum

“Efek pada sel sperma ini berkaitan dengan kualitas sperma yang lebih rendah dan potensi berkurangnya tingkat kesuburan,” kata Maleki dalam sebuah pernyataan.

“Meskipun efek ini cenderung membaik dari waktu ke waktu, tetap saja efek ini secara siginifikan dan abnormal lebih tinggi pada pasien Covid-19,” ujarnya seraya menambahkan bahwa semakin parah penyakitnya, semakin besar pula perubahannya.

Lebih jauh Maleki mengatakan bahwa sistem reproduksi pria harus dianggap sebagai jalur yang rentan terhadap infeksi Covid-19 dan dinyatakan sebagai organ berisiko tinggi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com