Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2021, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tangkapan layar rekaman kamera pengawas atau CCTV yang menunjukkan penumpukan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, viral di Twitter dan aplikasi pesan instan WhatsApp beberapa waktu lalu.

Sejumlah pasien terlihat mengantri di lobi sebelum masuk ke ruang perawatan.

Humas RSSA Kota Malang Donny Iryan mengaku belum mengetahui sumber foto tersebut. Namun, ia memastikan foto itu memperlihatkan suasana IGD Incovit RSSA. 

Baca juga: Video Viral IGD Penuh, Epidemiolog Sarankan Klinik Demam untuk Skrining Covid-19

Incovit adalah singkatan dari instalasi Covid-19 dan infeksi terpadu yang diperuntukkan bagi pasien corona.

"Kami tidak tahu sumber dari mana foto itu. Tapi jika dilihat lokasi dan keadaan di gambar memang menyerupai IGD Incovit RSSA," kata Donny melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Sabtu (19/12/2020). 

Donny mengakui, ruang perawatan pasien Covid-19 di RSSA Kota Malang sering penuh beberapa waktu terakhir.

Selain RSSA Kota Malang, penumpukan pasien di instalasi gawat darurat rumah sakit juga terjadi di RSUD Kota Depok.

Direktur RSUD Kota Depok Devi Mayori mengakui masih terjadi penumpukan pasien mereka itu lantaran mayoritas pasien yang datang ke IGD berstatus suspek alias belum terkonfirmasi positif Covid-19.

"Penumpukan di IGD itu terjadi juga karena (pasien) datang belum ada hasil swab (PCR). Dia datang ya kita swab dulu kan. Gejalanya Covid-19 saat dia datang, seperti demam, batuk, hilang indra penciuman," jelas Devi kepada Kompas.com, Rabu (27/1/2021).

"Tapi, karena dia datang tidak membawa hasil swab (PCR), jadi ya kita tumpuklah di IGD, karena kita mau masukkan ke ruang mana kita juga bingung," ia menambahkan.

Baca juga: Epidemiolog Desak Sistem Testing Covid-19 Diperbaiki Sebelum Pandemi Makin Memburuk

Kejadian ini dianggap mengkhawatirkan, karena kemampuan fasilitas kesehatan di Indonesia memiliki peranan penting dalam menangani pandemi Covid-19, khususnya dalam kaitannya dengan perawatan dan pengobatan pasien Covid-19.

Lantas apa yang dilakukan untuk mengukur kapasitas dan kapabilitas rumah sakit menghadapi pandemi Covid-19 ini?

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan untuk menambah rasio ketersediaan ruang khusus pasien Covid-19, dari 10 persen menjadi 30-40 persen demi menunjang kesiapan ruangan dan unit perawatan rumah sakit dalam menghadapi kondisi pandemi yang sangat dinamis.

Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Coporation (PBM IHC), Dr dr Fathema Djan Rachmat SpB SpBTKV(K) MPH mengungkapkan, sejak Februari 2020, rumah sakit khususnya yang milik pemerintah sudah mulai melakukan persiapan.

Persiapan tersebut terkait pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (skill), serta berlatih menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

"Pada waktu itu, kami (IHC) telah mengambil kebijakan tentang konversi tempat sebesar 40-50 persen tidur untuk alokasi penanganan pasien Covid-19," kata Fathema dalam keterangan tertulisnya melalui Komite Penanganan Covid-19 Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (28/1/2021).

Baca juga: Epidemiolog: PSBB Jawa-Bali Saja Tak Cukup Landaikan Kasus Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com