KOMPAS.com- Jumlah kematian Covid-19 di seluruh dunia telah menembus lebih dari 2 juta kasus. Di saat banyak negara telah memulai vaksinasi, ancaman varian baru virus corona dinilai bisa memperburuk pandemi.
Mengutip Reuters, Sabtu (16/1/2021), sedikitnya membutuhkan sembilan bulan bagi dunia untuk mencatat 1 juta kasus kematian pertama akibat virus corona baru.
Akan tetapi, hanya butuh waktu tiga bulan dari 1 juta menjadi 2 juta kematian, ini menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat Covid-19 semakin cepat.
Menurut perhitungan Reuters, sejauh ini pada tahun 2021, kematian Covid-19 rata-rata per hari lebih dari 11.900 kasus, atau satu nyawa hilang setiap delapan detik.
Baca juga: Ahli: Varian Baru Virus Corona Juga Bisa Muncul di Indonesia
Pada 1 April mendatang, jumlah kematian global akibat pandemi virus corona ini bisa mendekati 2,9 juta, menurut perkiraan dari Institute for Health Metrics and Evaluation.
Mengingat seberapa cepat virus ini menyebar, karena varian baru yang lebih menular, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
"Kami akan memasuki tahun kedua (pandemi) ini. Bahkan bisa lebih sulit mengingat dinamika transmisi dan beberapa masalah yang kami lihat," kata Mike Ryan, pejabat tinggi darurat WHO, Rabu lalu.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat juga memperingatkan bahwa varian baru virus corona dapat memperburuk pandemi.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Sejumlah Negara, Apa Penyebabnya?
Dikutip dari CNN, CDC mengatakan varian baru yang lebih menular dari virus corona saat ini, kemungkinan akan mempercepat penyebaran virus. Itu artinya, Amerika Serikat harus menggandakan upaya untuk melindungi orang-orang.
Varian virus baru yang pertama teridentifikasi di Inggris disebut dengan B.1.1.7 juga telah ditemukan di AS.
Menurut peneliti CDC, melalui pemodelan menunjukkan bahwa hal itu dapat memperburuk penyebaran virus SARS-CoV-2 jenis baru ke seluruh negeri.
"Artinya, akan semakin sulit untuk mengendalikannya (varian baru virus corona). Tindakan apa pun yang harus kita lakukan ke tingkat yang lebih tinggi, termasuk vaksinasi," kata Dr Gregory Armstrong, yang mengarahkan Office of Advanced Molecular Detection di Divisi Penyakit Pernapasan CDC.
Baca juga: Epidemiolog: 10.000 Kematian Covid-19 di Indonesia, Artinya Kita Abai