Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbanyak di Asia, 647 Nakes Indonesia Meninggal akibat Covid-19

Kompas.com - 28/01/2021, 14:16 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kematian petugas medis dan kesehatan di Indonesia bertambah dan disebut menjadi yang tertinggi di Asia dan nomor tiga terbesar di seluruh dunia.

Dikatakan oleh Dr Adib Khumaidi SpOT dari Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pernyataan tersebut berdasarkan perbandingan statistik testing dan populasi.

Tim mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan pembaruan data tenaga medis yang wafat akibat Covid-19 sepanjang pandemi di Indonesia berlangsung mulai Maret 2020 hingga pertengahan Januari 2021, telah mencapai total 647 orang.

Data ini didapatkan berdasarkan rangkuman oleh Tim Mitigasi IDI dari Perusahaan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesidia (Patelki), dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).

Baca juga: 100 Dokter Paru Terinfeksi dan 5 Meninggal Akibat Covid-19, Ini 3 Faktor Risikonya

Adapun dari total 647 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19 ini terdiri dari 289 dokter (16 guru besar), 27 dokter gigi (3 guru besar), 221 perawat, 84 bidan, 11 apoteker, 15 tenaga laboratorium medik.

Sementara itu, dokter yang wafat tersebut terdiri dari 161 dokter umum (4 guru besar), dan 123 dokter spesialis (12 guru besar), srta 5 residen. Di mana keseluruhannya berasal dari 26 IDI wilayah provindi dan 116 IDI cabang kota/kabupaten.

Berdasarkan data provinsi:

  • Jawa Timur: 56 dokter, 6 dokter gigi, 89 perawat, 4 tenaga laboratorium (lab) medik, 33 bidan
  • DKI Jakarta: 43 dokter, 10 dokter gigi, 25 perawat, 2 apoteker, 3 tenaga lab medik, 7 bidan
  • Jawa Tengah: 41 dokter, 2 dokter gigi, 27 perawat, 3 tenaga lab medik, 2 bidan
  • Jawa Barat: 33 dokter, 4 dokter gigi, 27 perawat, 6 apoteker, 1 tenaga lab medik, 13 bidan 
  • Sumatra Utara: 26 dokter, 1 dokter gigi, 3 perawat, 9 bidan
  • Sulawesi Selatan: 18 dokter, 7 perawat, 4 bidan
  • Banten : 12 dokter, 2 perawat, 4 bidan
  • Bali: 6 dokter, 1 perawat, 1 tenaga lab medik
  • DI Aceh: 6 dokter, 2 perawat, 1 tenaga lab medik, 1 bidan
  • Kalimantan Timur: 6 dokter dan 4 perawat,
  • DI Yogyakarta: 6 dokter, 2 perawat, 3 bidan
  • Riau: 6 dokter, 2 perawat, 1 bidan
  • Kalimantan Selatan: 5 dokter, 1 dokter gigi,  dan 6 perawat
  • Sulawesi Utara: 5 dokter, 1 perawat, 1 bidan
  • Sumatra Selatan: 4 dokter, 1 dokter gigi, 5 perawat
  • Kepulauan Riau: 3 dokter dan 2 perawat,
  • Nusa Tenggara Barat: 2 dokter, 1 perawat, 1 tenaga lab medik, 1 bidan
  • Bengkulu: 2 dokter, 2 bidan
  • Sumatra Barat : 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat
  • Kalimantan Tengah: 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker, 2 bidan
  • Lampung: 1 dokter dan 2 perawat
  • Maluku Utara : 1 dokter dan 1 perawat
  • Sulawesi Tenggara: 1 dokter, 2 dokter gigi, 1 perawat
  • Sulawesi Tengah: 1 dokter, 1 perawat
  • Papua Barat: 1 dokter
  • Bangka Belitung: 1 dokter
  • Papua: 2 perawat, 1 bidan
  • Nusa Tenggara Timur: 1 perawat,
  • Kalimantan Barat: 1 perawat, 1 apoteker, 1 tenaga lab medik
  • Jambi: 1 apoteker
  • DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat
  • 1 dokter masih dalam konfirmasi verifikasi

Baca juga: 363 Tenaga Medis Meninggal karena Covid-19, Ini 3 Saran dari IDI

Adib mengatakan bahwa tingginya kematian tenaga medis dan kesehatan ini merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini.

"Meksi angka positif Covid-10 sudah lebih dari satu juta, namun Indonesia belum memasuki puncak pandemi," kata dia.

Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak hanya berpasrah dan mengandalkan program vaksinasi saja, melainkan tetap patuh melakukan 5M; memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak aman minimal 1,5 meter, menghindari kerumunan atau keramaian, dan mengurangi mobilitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com