Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Covid-19 Pfizer Diklaim Efektif, Ahli Kritik Data Uji Coba Tidak Rinci

Kompas.com - 10/11/2020, 18:33 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Pfizer menandai tonggak penting dalam perjuangan masyarakat dunia melawan pandemi virus corona yang hampir setahun ini menjadi ancaman global.

Vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama mitra Jerman, BioNTech, menunjukkan hasil awal yang menggembirakan.

Pfizer mengumumkan pada Senin (9/11/2020), bahwa uji coba fase 3 vaksin tersebut terhadap 43.538 relawan, menunjukkan efektivitas hingga 90 persen.

Artinya, dari sejumlah relawan yang disuntik vaksin atau plasebo, diidentifikasi hanya 94 orang yang terinfeksi Covid-19.

Melansir Science Alert, Selasa (10/11/2020), Pfizer menyatakan bahwa vaksin virus corona eksperimental untuk melawan virus corona baru yang dikembangkan perusahaan ini terbukti efektif dalam mencegah Covid-19.

Baca juga: Harapan Baru, Vaksin Covid-19 Pfizer Efektif 90 Persen Menurut Data Awal

 

 

Kendati berita baik ini disambut sejumlah kalangan, namun masih ada keberatan dan pertanyaan yang belum terjawab oleh Pfizer dan BioNTech terkait hasil awal vaksin Covid-19 tersebut.

Ahli penyakit menular dan pakar eksekutif bioteknologi senior, William Haseltine mengatakan kepada Business Insider bahwa dia ingin melihat data yang mendasari efektivitas vaksin Pfizer tersebut untuk mendukung klaim kemanjuran.

Sebelumnya, Haseltine juga telah melontarkan kritik pada kandidat vaksin Covid-19 lainnya, yakni yang dikembangkan oleh Moderna.

Baca juga: 5 Alasan Tak Perlu Khawatir Uji Klinik Fase 3 Vaksin Covid-19

 

Sebab, perusahaan ini dianggap menggembar-gemborkan hasil studi dalam rilis berita sebelum merinci data.

Namun, rilis Pfizer terkait hasil awal uji coba vaksin, Haseltine mengatakan tidak ada data yang disampaikan dalam rilis tersebut.

Dalam rilis tersebut, hanya disebutkan 94 kasus Covid-19 di antara peserta penelitian, tetapi Pfizer tidak membagikan data rinci tentang berapa banyak yang sakit karena mendapat vaksin Covid-19 versus plasebo.

Bahkan, dalam rilis tersebut juga tidak disampaikan berapa banyak kasus yang parah atau ringan, atau kelompok usia yang berbeda dengan tingkat perlindungan yang berbeda pula.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com