Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sebut Perokok Rentan Terinfeksi Covid-19, Kok Bisa?

Kompas.com - 10/11/2020, 18:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ahli mengingatkan, merokok dapat meningkatkan risiko terinfeksi Covid-19 dan dapat berakibat fatal.

Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis jantung, dr Vito Anggarino Damay dalam Dialog Daring Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru oleh Komite Nasional Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (9/11/2020).

Vito berkata, orang yang masih merokok dan kurang aktivitas fisik, haruslah mengubah gaya hidup mereka agar lebih sehat.

Bagaimana kaitannya merokok dengan infeksi Covid-19?

Baca juga: Ahli Ungkap 7 Gejala Khas Covid-19 Tingkat Ringan hingga Sedang

Telah dinyatakan para ahli dan dibuktikan dengan berbagai penelitian ilmiah bahwa gaya hidup merokok bisa meningkatkan risiko penularan Covid-19 dan penyakit tidak menular lainnya.

Hal itu karena orang harus melepaskan masker saat merokok.

Ketika mengambil rokok dan menaruhnya di bibir pun, perokok umumnya tidak pernah mencuci tangannya.

Pasalnya, belum tentu tangan perokok itu dalam keadaan bersih dari kuman ataupun virus SARS-CoV-2 yang disebutkan mampu bertahan pada berbagai jenis permukaan benda mulai dari hitungan jam bahkan berhari-hari, saat ia secara sengaja maupun tidak sengaja menyentuh permukaan benda-benda tersebut.

Alhasil, bibir atau mulut yang menjadi salah satu media penularan virus ini juga sangat berpotensi menjadi jalan masuk utama Covid-19 tanpa diketahui.

Selain itu, umumnya kebiasaan merokok juga dilakukan secara berkumpul atau beramai-ramai dengan teman-temanya, dan ini cenderung dilakukan dengan jarak dekat, di bawah jarak aman minimal 1 meter.

Baca juga: 3 Cara Cegah Penyakit Tidak Menular yang Picu Kematian Pasien Covid-19

Lebih daripada itu, kata Vito, seperti diketahui bahwa Covid-19 adalah penyakit yang menyerang paru-paru, sementara merokok adalah tindakan yang merusak fungsi paru-paru dan menurunkan kekebalan tubuh.

Saat perokok terinfeksi Covid-19, maka akan lebih susah bagi imunitas tubuh perokok tersebut untuk memerangi virus SARS-CoV-2 ini.

Bukti-bukti yang ada saat ini menunjukkan, perokok memiliki tingkat kematian dan keparahan yang lebih  tinggi dibanding pasien Covid-19 yang bukan perokok.

"Yang paling kasihan perokok pasif, karena mereka ini adalah bukan penikmat rokok, tapi terkena imbas dari asapnya yang terhirup secara tidak langsung," jelas Vito.

Meksipun memang kondisi yang paling berat adalah perokok itu sendiri, karena pada asapnya itu ada sel-sel radang yang menyebabkan kemampuan pertahanan tubuh kita berkurang.

"Sehingga, saat terinfeksi virus dan penyakit-penyakit lain, lebih gampang terserang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com