Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengejutkan, Tikus Mutan Bertubuh seperti Binaragawan Pulang dari Luar Angkasa

Kompas.com - 11/09/2020, 07:31 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Puluhan tikus dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Desember tahun lalu. Uniknya, tubuh tikus mutan ini tampak lebih kekar seperti binaragawan.

Perjalanan luar angkasa yang panjang, seperti misi ke planet Mars misalnya, diperkirakan akan memberikan efek bagi tubuh manusia, salah satunya kehilangan massa otot dan tulang.

Empat puluh tikus hitam betina muda dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), pada Desember tahun lalu sebagai bagian penelitian tersebut.

Tujuan dari misi itu yakni para ilmuwan mencoba mencari tahu cara untuk meminimalisir dampak potensi hilangnya massa otot saat astronot melakukan misi ke luar angkasa.

Baca juga: Tikus Super Dikirimkan ke Stasiun Luar Angkasa, Buat Apa?

 

Seperti dikutip dari Phys, Kamis (10/9/2020) sebelum diberangkatkan ke ISS, peneliti melakukan serangkaian rekayasa genetika pada sejumlah tikus.

Peneliti memberikan obat untuk mempertahankan kepadatan otot dan tulang secara signifikan pada tikus yang disebut sebagai tikus super.

Saat kembali ke Bumi, tikus mutan itu ternyata sama sekali tidak kehilangan massa otot, bahkan sekembalinya dari luar angkasa otot mereka menjadi jauh lebih besar.

Tikus berukuran normal (kiri) dan tikus super yang memilki massa otot dan tulang lebih besar (kanan).SCIENCE ALERT/Se-Jin Lee/PLOS One/2007 Tikus berukuran normal (kiri) dan tikus super yang memilki massa otot dan tulang lebih besar (kanan).

Baca juga: Makhluk Campuran Tikus dan Manusia Tercipta, 4 Persen Selnya Mirip Kita

 

 

Sementara tikus yang tidak mendapatkan obat, kehilangan massa otot dan tulang hingga 18 persen.

Meski jadi solusi bagi perjalanan luar angkasa, perlu banyak tahapan lagi yang harus dilakukan sebelum mengujinya pada manusia tanpa efek samping yang serius.

 

Dr Se-Jin Lee dari Jackson Laboratory di University of Connecticut School of Medicine yang merupakan pemimpin tim peneliti menyebut langkah selanjutnya adalah mengirim lebih banyak lagi tikus ke luar angkasa dengan durasi lebih lama lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com