Melansir Science Alert, percobaan pada tikus ini pun dapat menjadi alternatif untuk mengurangi efek perjalanan luar angkasa dalam jangka panjang.
Sebab, mikrogravitasi memiliki efek buruk bagi manusia di Bumi. Bagi astronot yang kembali setelah berbulan-bulan di luar angkasa memerlukan waktu sekitar dua jam sehari untuk memulihkan kepadatan otot mereka.
Sedangkan untuk memulihkan kepadatan tulang, mereka membutuhkan waktu setidaknya bertahun-tahun.
Tampaknya, sekarang tikus mutan yang direkayasa secara genetik tersebut dapat membawa lebih dekat pada solusi hilangnya massa otot para astronot seusai melakukan misi panjang yang jauh dari Bumi.
Baca juga: Tak Hanya Kelelawar, Potensi Penyebaran Virus Corona juga Ada pada Tikus
Mighty Mice, demikian para ilmuwan ini menyebut tikus yang telah mengalami rekayasa genetika, menghabiskan 33 hari di ISS dan mempertahankan kepadatan otot serta tulang secara signifikan, lebih banyak dari tikus biasa.
Temuan yang ditulis dalam makalah yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences itu memiliki implikasi strategis untuk terapeutik dalam mencegah kehilangan otot dan tulang pada astronot dalam perjalanan luar angkasa.
Tapi tak hanya itu saja, temuan bahkan bisa membantu mengembangkan pengobatan baru untuk penyakit seperti osteoporosis, kerusakan jaringan tulang secara bertahap, dan atrofi otot tulang belakang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.