Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14.000 Tahun Lalu Perubahan Iklim Menyebabkan Badak Berbulu Punah

Kompas.com - 14/08/2020, 18:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN


KOMPAS.com - Tak hanya mammoth berbulu yang punah di akhir zaman es, badak berbulu juga menghilang sekitar 14.000 tahun lalu.

Seperti dikutip dari CNN, Jumat (14/8/2020), sebelumnya diyakini bahwa hewan ini punah akibat perburuan yang menyebar di seluruh dunia.

Akan tetapi, penelitian DNA purba membantu peneliti menjelaskan apa yang menyebabkan mereka dan mamalia besar lainnya mengalami kepunahan.

Penelitian baru mengungkapkan bahwa perubahan iklim yang bertanggung jawab atas punahnya hewan-hewan besar ini. Studi itu berdasarkan sekuens DNA purba dari sisa-sia 14 badak berbulu yang terawetkan dengan baik.

Baca juga: Perburuan Badak di Afrika Selatan Turun Berkat Lockdown Covid-19

"Sungguh menakjubkan, kita bisa membaca urutan DNA, bahkan seluruh genom, dari hewan yang sudah lama punah ini," kata penulis senior penelitian ini, Love Dalén.

Profesor genetika evolusioner di Center of Palaeogenetics, lembaga yang dibentuk Stockholm University dan Museum Sejarah Alam Swedia ini mengatakan DNA purba seperti mesin waktu untuk kembali mempelajari perubahan evolusioner secara real-time.

Iklim di mana hewan purba ini hidup dan mati, membuat kondisi dingin sehingga membantu melestarikan DNA mereka.

Mammoth berbulu Yuka yang ditemukan di Siberia pada 2011. Mammoth berbulu Yuka yang ditemukan di Siberia pada 2011.

Baca juga: Banjir Melanda India, 8 Badak Langka Mati di Taman Nasional Kaziranga

"Meskipun memperoleh DNA berkualitas tinggi itu sulit, kami beruntung bisa mengerjakan spesimen yang telah diawetkan di lapisan es selama ribuan tahun," kata Nicolas Dussex, rekan penulis studi dan peneliti pascadoktoral di Center for Palaeogenetics.

Dalam studi yang telah dipublikasikan di jurnal Current Biology ini mengubah garis waktu tentang perkiraan kapan manusia mulai hidup di Siberia. Sebab, awalnya diyakini manusia mulai tinggal di Siberia antara 14.000 dan 15.000 tahun yang lalu.

Bukti baru ini mendorong pendudukan manusia kembali ke situs yang berusia setidaknya 30.000 tahun lalu. Sehingga, peneliti mengungkapkan kedatangan manusia tidak bersamaan dengan matinya badak berbulu.

DNA ungkap populasi badak berbulu

DNA yang dipelajari para peneliti ini justru mengungkapkan lebih banyak tentang ledakan populasi badak berbulu selama waktu tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com