Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Pandemi Corona Turunkan Imunisasi Anak Indonesia, Apa Bahayanya?

Kompas.com - 17/07/2020, 13:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Ellen Wijaya

PANDEMI Covid-19 berpotensi menurunkan cakupan imunisasi dasar lengkap bagi anak-anak Indonesia.

Jika tidak diantisipasi, rendahnya cakupan imunisasi bisa menimbulkan bencana penyakit baru (seperti wabah campak, difteri, dan tuberkulosis) yang lebih besar pada masa mendatang di luar Covid-19. Padahal, penyakit tersebut bisa dicegah dengan vaksinasi.

Survei Kementerian Kesehatan dan UNICEF terbaru terhadap lebih dari 5.300 fasilitas kesehatan di Indonesia menunjukkan 84% responden mengatakan layanan imunisasi anak terganggu akibat Covid-19.

Survei ini juga menunjukkan cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada April 2020 menurun 4,7% dibanding April tahun lalu.

Saat normal saja dan jauh sebelum krisis kesehatan, Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia untuk anak berusia 12-23 bulan hanya sekitar 58% (targetnya 93% pada 2018) dari sekitar 6 juta anak yang harus vaksinasi.

Padahal, program imunisasi dasar diberikan secara gratis oleh pemerintah di Puskesmas serta Posyandu.

Dengan adanya pandemi, target cakupan imunisasi dasar lengkap semakin berat. Para orangtua khawatir bahwa anak mereka akan tertular COVID-19 jika pergi ke tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan.

Ada juga mispersepsi bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah kota besar beberapa pekan lalu dan kampanye #dirumahaja seakan menjadi larangan orangtua untuk membawa anak imunisasi.

Nasib anak Indonesia yang berjumlah 30% dari total penduduk sedang terancam, jika kita tidak meningkatkan kepedulian pentingnya imunisasi.

Panduan imunisasi saat pandemi

Sekitar 59 anak di bawah 18 tahun (1,6% dari total kematian) meninggal akibat Covid-19 di Indonesia per 15 Juli 2020. Ikatan Dokter Anak Indonesia menyebut persentase ini yang tertinggi di Asia Tenggara.

Kita berharap tidak ada lonjakan angka kematian karena penyakit infeksi lainnya yang bisa dicegah dengan pemberian imunisasi dasar lengkap.

Kementerian Kesehatan menyediakan imunisasi dasar lengkap gratis untuk anak berusia 0-11 bulan di Posyandu dan Puskesmas.

Setidaknya lima jenis vaksin yang diberikan untuk anak sesuai umurnya: vaksin hepatitis B; BCG untuk mencegah tuberkulosis, polio; DPT-HB-HiB untuk mencegah difteri, batu rejan, tetanus, dan hepatitis B; dan campak/MR untuk mencegah campak dan rubela.

Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia telah mengeluarkan panduan agar fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan tetap melayani imunisasi anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com