Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Jarak 1,8 Meter Cukup untuk Physical Distancing? Ahli Jelaskan

Kompas.com - 19/04/2020, 18:01 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona jenis SARS-CoV-2, para pakar menghimbau masyarakat untuk melakukan physical distancing.

Physical distancing berarti menjaga jarak antarmanusia dengan jarak sekitar 6 kaki (1,8 meter). World Health Organization (WHO) menyebutkan physical distancing bisa membantu menekan penyebaran Covid-19, selain juga mencuci tangan secara teratur.

Namun beberapa ahli mengatakan jarak 1,8 meter tidaklah cukup. Dalam beberapa kasus, Covid-19 bisa ditularkan lewat udara apalagi ketika droplet menyebar dalam bentuk aerosol.

Dahak dalam berbagai ukuran

Ketika seseorang menghembuskan napas serta batuk atau bersin, droplet atau dahak dalam berbagai ukuran tersembur dari mulut atau hidung. Kebanyakan simulasi menempatkan ukuran dahak terbagi menjadi dua yakni besar dan kecil.

Kebanyakan ilmuwan khawatir terhadap ukuran dahak yang besar, dengan diameter sekitar 5-10 mikrometer. Percikan dahak dalam ukuran besar ini lebih berpotensi untuk menginfeksi seseorang.

Namun semakin besar percikan dahak tersebut, massanya juga semakin berat. Akan lebih cepat bagi percikan dahak ukuran besar untuk jatuh ke tanah. Percikan dahak ukuran ini diketahui menyebar sekitar 1-2 meter sebelum menyentuh tanah.

Baca juga: Virus Corona Menyebar Lewat Droplet, Kenapa Kita Perlu Cuci Tangan?

Droplet macam ini bisa menginfeksi seseorang lewat kontak langsung, misal ketika orang lain batuk atau bersin di dekat kita. Namun penelitian membuktikan bahwa kontak tidak langsung adalah penyebab utama Covid-19, yaitu ketika seseorang menyentuh benda yang terpapar droplet tersebut.

Droplet berukuran kecil dalam bentuk aerosol juga memiliki risiko yang sama. Dalam kasus ini, orang dengan risiko paling tinggi untuk terkena infeksi Covid-19 adalah petugas medis yang melakukan metode intubasi di rumah sakit.

“Percikan dahak keluar dari organ paru seseorang dalam ukuran beragam. Udara yang keluar saat menghembuskan napas mengandung lebih banyak droplet dan bisa menghambur lebih jauh dari yang kita bayangkan,” tutur Lydia Bourouiba, pakar cairan (fluid) dari Massachusetts Institute of Technology, seperti dikutip dari Science News, Minggu (19/4/2020).

Baca juga: Petugas Medis Berisiko Terpapar Covid-19 lewat Udara, Ini Sebabnya

Para peneliti di University of Western Ontario menyebutkan, percikan dahak pada batuk bisa menyebar sekitar satu meter per detik.

“Kecepatan itu tidak cukup untuk kita mengelak,” tutur salah satu peneliti, Eric Savory.

Jarak yang aman

Meski menggunakan masker, seseorang masih berpotensi terinfeksi virus corona lewat aerosol karena ukurannya yang sangat kecil. Oleh karena itu, ada satu hal lain yang juga penting dalam upaya mencegah penyebaran ini: sirkulasi udara.

Risiko terpapar virus corona akan semakin besar apabila Anda berada di dalam ruangan dengan pemanas, pendingin udara, juga dengan kipas angin.

Baca juga: Cegah Penularan Virus Corona, Jaga Jarak Minimal Dua Meter

Oleh karena itu di dalam ruangan, semakin jauh jarak dengan orang lain, semakin minim risiko Anda terinfeksi. Namun jika berada di luar ruangan, para ahli menyebutkan 1,8 meter adalah jalan yang aman.

“Jarak tersebut (1,8 meter) cukup untuk meminimalisir risiko infeksi. Namun jika Anda ingin lebih aman lagi, coba lebih jauh lagi,” tutur Savory.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com