Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BTN Cetak Laba Bersih Rp 3,5 Triliun, Kredit Rumah Subsidi Mendominasi

Kompas.com - 12/02/2024, 19:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) sepanjang tahun 2023 membukukan kinerja positif.

Salah satu indikasinya adalah laba bersih yang mencapai Rp 3,5 triliun atau tumbuh 15 persen dibandingkan tahun 2022 senilai Rp 3,04 triliun.

Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh tumbuhnya penyaluran kredit dan pembiayaan serta peningkatan fee based income perseroan pada tahun 2023 lalu.

 

Pencapaian ini tidak lepas dari transformasi yang telah dilakukan perseroan sejak beberapa tahun terakhir.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, transformasi bisnis perusahaan secara menyeluruh berdampak positif pada berbagai lini kinerja keuangan.

Baca juga: Skema Pembiayaan Rumah Flat 35 Perlu Dirancang Secara Komprehensif

Selain laba, segmen penyaluran kredit, perolehan total dana pihak ketiga (DPK) khususnya dana murah maupun aset juga tumbuh positif.

Menurut Nixon, kinerja 2023 merupakan momentum untuk terus menggenjot pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan pada tahun ini.

"Kami optimistis dengan berbagai strategi bisnis, kinerja keuangan tahun 2024 akan semakin positif,” ujar Nixon saat Paparan Kinerja Keuangan BTN Tahun Buku 2023 di Jakarta, Senin (12/2/2024).

Sementara itu, kredit dan pembiayaan yang tersalurkan sepanjang 2023 sebesar Rp 333,69 triliun atau tumbuh 11,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 298,28 triliun.

Pertumbuhan di sisi kredit dan pembiayaan ini melampaui pencapaian kredit yang disalurkan industri perbankan nasional sebesar 10,38 persen pada tahun 2023.

Pertumbuhan kredit BTN tahun 2023 masih didominasi oleh kredit ke sektor perumahan. Untuk penyaluran KPR Subsidi pada tahun 2023 mengalami kenaikan 10,9 persen menjadi Rp 161,74 triliun dari tahun 2022 Rp 145,86 triliun.

Baca juga: Dukung Pembiayaan Rumah, SMF Terbitkan Obligasi dan Sukuk Sosial

Pertumbuhan juga ditunjukkan KPR Non Subsidi sebesar 9,5 persen dari Rp 87,82 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp 96,17 triliun pada tahun 2023.

“Kami terus memacu penyaluran kredit dengan prinsip kehati-hatian, hal ini membuat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tetap terjaga dengan baik,” cetus Nixon.

Menurut Nixon, dengan transformasi yang dilakukan, NPL juga turun menjadi 3 persen dari tahun sebelumnya 3,4 persen.

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, pada tahun 2019 NPL gross BTN masih bertengger di level 4.8 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com