Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NCICD dan "Giant Sea Wall" untuk Pantai Utara Jawa, Apa Bedanya?

Kompas.com - 12/01/2024, 13:51 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pembangunan giant sea wall atau tanggul laut raksasa kembali mencuat usai dibahas dalam Seminar Nasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Hadir dalam agenda tersebut, Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 2 Prabowo Subianto yang menyampaikan urgensi pembangunan giant sea wall untuk menyelamatkan pantai utara Jawa.

Menurut Prabowo, pembangunan giant sea wall perlu diwujudkan, terutama untuk menyelamatkan sekitar 50 juta masyarakat yang tinggal di pantai utara Jawa.

"Kita harus berkumpul, bersatu, segera kita percepat pembangunan giant sea wall ini untuk selamatkan bangsa Indonesia, terutama 50 juta rakyat kita yang hidup di pantai utara Jawa," ujar Prabowo.

Namun demikian, pembangunan giant sea wall memerlukan waktu panjang yang diperkirakan bisa mencapai 40 tahun.

"Berhasilnya giant sea wall ini mungkin terwujud 25 tahun, 30, bahkan 40 tahun yang akan datang. Tapi di situlah tanggung jawab kita untuk generasi di bawah kita," lanjut Prabowo.

Sementara, menurut Prabowo, politisi atau pejabat Indonesia hanya memiliki kekuasaan selama lima tahun, sehingga proyek jangka panjang ini belum juga direalisasikan. Padahal, wacana giant sea wall sudah mencuat sejak belasan tahun lalu.

"Sekarang masalahnya, adakah pemimpin-pemimpin politik yang rela fokus berpikir, mengerahkan segala kemampuan dalam kurun waktu 40-50 tahun? Ini kewajiban kita," imbuh Prabowo.

Adapun perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun giant sea wall tahap pertama mencapai Rp 164 triliun.

Baca juga: Prabowo Bikin Prototipe Rumah Murah Terapung Seharga Rp 150 Juta

"Kita harus berani untuk mengalokasikan sumber daya. Tadi kalau kita lihat, untuk fase pertama saja Rp 164 triliun, mungkin semuanya nanti yang saya pernah dengar itu akan memakan 50 miliar-60 miliar dolar (Rp 777 triliun-Rp 934 triliun), mungkin lebih," papar Prabowo.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bob Arthur Lombogia memperkirakan, pra-desain proyek giant sea wall membutuhkan anggaran sebesar Rp 58 triliun.

"Kalau perhitungan dari pre-design kurang lebih Rp 58 triliun, itu baru pre-design, jadi belum detail," ucap Bob.

Sementara yang sedang dilakukan saat ini oleh Kementerian PUPR adalah membangun monitoring wall untuk memantau penurunan muka tanah di Jakarta.

"Kita lihat dari hasil monitoring, tergantung hasil monitoring (kapan giant sea wall dibangun)," tambah Bob.

Perbedaan giant sea wall dan NCICD

Sejatinya, upaya penyelamatan Jakarta dari ancaman tenggelam melalui pembangunan infrastruktur tidak hanya berupa giant sea wall. Ada juga program yang disebut dengan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com