Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2023, 16:47 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Sistem transaksi tol non-tunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) telah diuji coba secara internal di Gerbang Tol (GT) Ngurah Rai, Jalan Tol Bali Mandara, Jumat (15/12/2023).

Uji coba internal tersebut dilakukan oleh Badan Usaha Pelaksana (BUP) MLFF PT Roatex Indonesia Toll System (RITS).

RITS terpilih menjadi BUP MLFF berdasarkan Surat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor PB.02.01-Mn/132 tanggal 27 Januari 2021 Perihal Penetapan Pemenang Pelelangan Pengusahaan BUP Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk Sistem Transaksi Tol Non-Tunai Nirsentuh Berbasis MLFF yang menetapkan Roatex Ltd. selaku pemrakarsa proyek sebagai pemenang lelang.

Kemudian Roatex Ltd. Zrt, membentuk RITS sebagai BUP. Saham RITS dimiliki 99 persen oleh Roatex Ltd. Zrt, dan sisanya atau 1 persen milik perseorangan yang juga berasal dari Hongaria.

Sejarah MLFF

Dilansir dari laman resmi Kementerian PUPR, Sabtu (16/12/2023), proyek MLFF diinisiasi pada saat kunjungan Perdana Menteri Hongaria Victor Orbán ke Indonesia pada tahun 2016.

Proyek ini menggunakan Foreign Direct Invesment (FDI) dari Pemerintah Hongaria senilai 300 juta dolar Amerika Serikat (AS).

MLFF menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dan melakukan transaksi melalui aplikasi Cepat Tanpa Stop (Cantas) di smartphone.

Selanjutnya, Global Positioning System (GPS) akan menentukan lokasi yang dideterminasi oleh satelit dan proses map-matching akan berjalan di central system.

Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem akan melakukan kalkulasi tarif.

 Baca juga: PUPR: Uji Coba MLFF di Tol Bali Tak Akan Ganggu Lalin Libur Nataru

Dengan diimplementasikannya sistem ini, pengendara tidak lagi perlu berhenti untuk tapping dan kendaraan dapat terus berjalan seperti biasa, sehingga dapat menghilangkan antrean di GT.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sangat berharap sistem ini semakin meningkatkan pelayanan jalan tol melalui digitalisasi transformatif.

"Ini adalah transisi, seperti halnya dulu kita beralih dari transaksi cash menjadi non-cash dengan tapping. Teknologinya pasti sudah siap, tantangannya bagaimana implementasinya kepada masyarakat. Tetapi kami jamin Indonesia tetap berkomitmen menyukseskan penerapan sistem MLFF ini," kata Menteri Basuki.

Tantangan pelaksanaan MLFF

Dewan Penasehat Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Danang Parikesit dalam bukunya yang berjudul Sebuah Catatan: Antara Pelayanan Publik dan Investasi mengungkapkan sejumlah tantangan pelaksanaan MLFF.

Menurutnya, ada dua perjanjian dengan Pemerintah yang masing-masing memiliki kriteria kepatuhan berbeda, tetapi terkait antara satu dengan yang lainnya.

Pertama, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ingin mendapatkan keyakinan bahwa uang yang diterima dari transaksi jalan tol betul-betul berasal dari seluruh kendaraan yang melewati jalan tolnya, tidak boleh kurang satu kendaraan pun.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com