Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal MLFF, Mulai dari Rencana hingga Uji Coba Perdana

Uji coba internal tersebut dilakukan oleh Badan Usaha Pelaksana (BUP) MLFF PT Roatex Indonesia Toll System (RITS).

RITS terpilih menjadi BUP MLFF berdasarkan Surat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor PB.02.01-Mn/132 tanggal 27 Januari 2021 Perihal Penetapan Pemenang Pelelangan Pengusahaan BUP Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk Sistem Transaksi Tol Non-Tunai Nirsentuh Berbasis MLFF yang menetapkan Roatex Ltd. selaku pemrakarsa proyek sebagai pemenang lelang.

Kemudian Roatex Ltd. Zrt, membentuk RITS sebagai BUP. Saham RITS dimiliki 99 persen oleh Roatex Ltd. Zrt, dan sisanya atau 1 persen milik perseorangan yang juga berasal dari Hongaria.

Proyek ini menggunakan Foreign Direct Invesment (FDI) dari Pemerintah Hongaria senilai 300 juta dolar Amerika Serikat (AS).

MLFF menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dan melakukan transaksi melalui aplikasi Cepat Tanpa Stop (Cantas) di smartphone.

Selanjutnya, Global Positioning System (GPS) akan menentukan lokasi yang dideterminasi oleh satelit dan proses map-matching akan berjalan di central system.

Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem akan melakukan kalkulasi tarif.

Dengan diimplementasikannya sistem ini, pengendara tidak lagi perlu berhenti untuk tapping dan kendaraan dapat terus berjalan seperti biasa, sehingga dapat menghilangkan antrean di GT.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sangat berharap sistem ini semakin meningkatkan pelayanan jalan tol melalui digitalisasi transformatif.

"Ini adalah transisi, seperti halnya dulu kita beralih dari transaksi cash menjadi non-cash dengan tapping. Teknologinya pasti sudah siap, tantangannya bagaimana implementasinya kepada masyarakat. Tetapi kami jamin Indonesia tetap berkomitmen menyukseskan penerapan sistem MLFF ini," kata Menteri Basuki.

Tantangan pelaksanaan MLFF

Dewan Penasehat Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Danang Parikesit dalam bukunya yang berjudul Sebuah Catatan: Antara Pelayanan Publik dan Investasi mengungkapkan sejumlah tantangan pelaksanaan MLFF.

Menurutnya, ada dua perjanjian dengan Pemerintah yang masing-masing memiliki kriteria kepatuhan berbeda, tetapi terkait antara satu dengan yang lainnya.

Pertama, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ingin mendapatkan keyakinan bahwa uang yang diterima dari transaksi jalan tol betul-betul berasal dari seluruh kendaraan yang melewati jalan tolnya, tidak boleh kurang satu kendaraan pun.

Di sisi lain, BUP proyek MLFF mengajukan proposal adaptasi teknologi yang memiliki klausul level of service agreement-nya yang bisa jadi membuatnya tidak bisa 100 persen melakukan pengumpulan pendapatan jalan tol.

Melalui proyek MLFF, hak pengumpulan uang transaksi di jalan tol diambil oleh Pemerintah dan diserah-kalolakan kepada RITS. Dengan begitu, BUJT hanya bisa menerima uang hasil transaksi jalan tol lewat yang dikumpulkan oleh BUP.

"Tantangan bagi Pemerintah adalah harus membuktikan bahwa dengan menggunakan sistem transaksi MLFF ini, biaya pengumpulan transaksi akan lebih murah dari biaya yang biasanya dikeluarkan BUJT. Dengan demikian, terdapat efisiensi usaha dari BUJT yang memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi BUJT pada saat berpartisipasi dalam sistem ini," tulis Danang dalam bukunya.

Direktur Utama RITS Attila Keszeg mengungkapkan, Pemerintah nantinya akan membuat badan layanan umum (BLU) yang khusus mengumpulkan dan mengelola uang pembayaran tol yang dikumpulkan dari sistem MLFF.

Pasalnya, dalam proyek sistem pembayaran non-tunai nirsentuh ini RITS hanya berwenang menyediakan teknologinya.

"Karena PUPR sebagai kementerian tidak menangani uang, tetapi Pemerintah membuat perusahaan khusus (BLU) untuk ini dan uang akan mengalir ke sana," tutur Attila saat ditemui di Kedutaan Besar Hongaria, Jakarta, Senin (10/7/2023).

Setelah mengumpulkan uang pembayaran tol dari para pengguna jalan tol melalui penyedia jasa pembayaran, BLU tersebut bertugas untuk menyalurkannya ke operator jalan tol dan PT RITS.

Dukungan pelaksanaan MLFF

Direktur RITS Renaldi Utomo Djojohadikusumo mengungkapkan, pelaksanaan uji coba MLFF secara internal kemarin mendapatkan dukungan dari semua pihak, termasuk dalam hal ini BUJT Tol Bali Mandara PT Jasamarga Bali Tol (JBT).

"Kita bersyukur, berterima kasih banget sudah di-support, kita bisa trial, semuanya saling support," ungkap Renaldi.

Lanjutnya, RITS secara teknologi siap untuk melaksanakan MLFF. Namun, semua keputusan tetap kembali kepada Kementerian PUPR.

"Kami siap untuk melakukan sistem ini end to end dalam arti bisa sampai pembayaran, tapi kan semua itu ada regulasinya, ya kita ikutin regulasinya," imbuh Renaldi.

Juga diharapkan pada awal tahun depan, pemberian edukasi terkait MLFF kepada masyarakat bisa dilakukan.

Pada kesempatan berbeda, Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana mengatakan bahwa Jasa Marga dan BUJT lain terus berpartisipasi aktif dalam proyek MLFF.

"Prinsipnya kami bersama BUJT lainnya berpartisipasi aktif dalam program modernisasi sistem transaksi tol ini," ujar Lisye dalam konferensi pers di Kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta pada Senin (4/12/2023).

Dirinya juga berharap MLFF bisa meningkatkan layanan jalan tol sekaligus menjadi perwujudan sistem transaksi yang aman dan nyaman bagi pengguna jalan tol.

Uji coba MLFF dinilai gagal

Selama masa transisi, uji coba MLFF masih menggunakan palang tol, namun kendaraan sudah tidak melakukan tap kartu uang elektronik (KUE).

Koordinator Presidium Koalisi Masyarakat Peduli Tol Indonesia (KAMTI) Sahrul RM menilai, uji coba tersebut gagal karena banyak mobil yang tertimpa palang tol.

"Dalam video uji coba yang diperoleh KAMTI, terlihat beberapa kendaraan yang tertimpa palang," tulis Sahrul, dikutip dari keterangan resmi.

Menanggapi hal ini, Attila Keszeg memastikan bahwa salah satu yang menjadi komponen uji coba adalah kecepatan kendaraan melintasi GT.

"Ada puluhan tes yang dilakukan. Dalam beberapa tes, hasilnya baik apabila palang tol bisa terbuka dan pada tes lainnya juga hasilnya baik apabila palang tol tidak terbuka," kata Attila kepada Kompas.com.

Palang tol bisa saja tidak terbuka karena pengguna jalan tol tesebut belum melakukan pembayaran tol atau mendaftar di aplikasi Cantas.

"Jadi, apa yang kami sebut berhasil bergantung kepada komponen apa yang sedang diuji coba," tegas Attila.

Di sisi lain, RITS terus melakukan pengembangan evaluasi komponen uji, mulai dari kecepatan sampai dengan jarak antar-kedaraan.

"Tanggal spesifiknya masih terlalu dini untuk dibicarakan karena seperti yang Anda tahu, rencananya akan tergantung kepada kinerja," tandas Attila.

https://www.kompas.com/properti/read/2023/12/16/164712021/mengenal-mlff-mulai-dari-rencana-hingga-uji-coba-perdana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke