Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Investasi Properti Komersial di China Paling Aktif Se-Asia Pasifik

Kompas.com - 21/11/2023, 11:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Aktivitas investasi properti komersial di Asia Pasifik turun 22 persen secara tahunan (YoY) menjadi 21,3 miliar dollar AS atau setara Rp 327,8 triliun pada kuartal III-2023.

Menurut data dan analisis oleh konsultan real estat global JLL, penurunan nilai itu seiring berlanjutnya kontraksi tajam pada volume investasi di sektor perkantoran dan ritel. Sementara itu, sektor industri dan logistik serta hunian dan multifamily tetap tangguh.

Sepanjang kuartal ketiga ini, China muncul sebagai pasar paling aktif di Asia Pasifik. Volume investasinya melawan tren penurunan dengan capaian 4,7 miliar dollar AS atau setara Rp 72,2 triliun, naik 43 persen YoY di tengah partisipasi investor asing yang terbatas.

Bagi investor domestik dan korporasi, sektor industri dan logistik serta aset yang dilengkapi dengan riset dan pengembangan merupakan penerima utama modal.

Baca juga: Investasi Properti di Asia Pasifik Turun 22 Persen, Terendah Sejak 2010

Sementara di Hong Kong, aktivitas investasi mencapai 800 juta dollar AS atau setara Rp 12,3 triliun, naik 15 persen YoY dengan sebagian besar transaksi terdiri dari penempatan sekaligus dalam jumlah kecil yang melibatkan aset dengan strata-title untuk penggunaan pribadi.

Lalu, Jepang mencatat volume investasi sebesar 4,1 miliar dollar AS atau setara Rp 63,07 triliun, dengan pertumbuhan 3 persen YoY.

Sektor industri dan logistik menjadi sektor yang aktif dalam pasar ini, dengan dua akuisisi portofolio yang mencolok oleh investor domestik, dan J-REIT yang mengakuisisi portofolio hotel seiring pemulihan pariwisata yang cepat dan kenaikan harga kamar hotel.

Korea Selatan berhasil membukukan transaksi senilai 4,2 miliar dollar AS atau setara Rp 64,5 triliun, turun sebesar 35 persen YoY.

Penyebabnya investor domestik menggunakan sebagian besar dana investasi mereka, bersama dengan volume kantor yang mengecil akibat sentimen yang surut di kalangan investor inti global.

Sementara itu, volume investasi di Australia merosot 47 persen YoY menjadi 3,8 miliar dollar AS atau setara Rp 58,4 triliun.

Pasar investasi tetap lambat karena proses penentuan harga terus berlanjut di tengah perubahan biaya pendanaan yang cepat. Terjadi perubahan alokasi ke aset industri dan logistik serta hunian mahasiswa dengan keyakinan yang tumbuh di sektor-sektor ini.

Terakhir, volume investasi Singapura mengalami penurunan sebesar 11 persen menjadi 2 miliar dollar AS atau setara Rp 30,7 triliun, dengan akuisisi yang mencolok di sektor hotel serta ritel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com