Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan TOD Bisa Jadi Kunci untuk Perangi Polusi Udara di Jakarta

Kompas.com - 13/09/2023, 10:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam beberapa pekan terakhir, indeks kualitas udara di Jakarta sudah termasuk dalam kategori tidak sehat.

Hal itu disebabkan banyak hal. Mulai dari tingginya emisi dari kendaraan bermotor, industri berbahan bakar batu bara, dan kian diperburuk dengan kemarau berkepanjangan.

Dikutip dari laman instagram Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Menteri ATR/Kepala BPN, Hadi Tjahjanto mengatakan banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi polusi. Salah satunya adalah memperbanyak kawasan Transit Oriented Development (TOD). 

Baca juga: Jokowi Ungkap Biang Kerok Kemacetan dan Polusi Udara di Kota Jakarta

“Salah satunya adalah dengan Transit Oriented Development (TOD), kemudian kita memberikan paling banyak Ruang Terbuka Hijau (RTH) 30% dari luas kota ini," ujar Hadi dalam Talkshow Hari Agraria dan Tata Ruang (HANTARU) 2023 dengan tema "Udara Bersih untuk Semua", Selasa (12/09/2023) di Jakarta.

Hadir sebagai keynote speaker, ia berharap berbagai usulan dalam kegiatan talkshow tersebut dapat dirumuskan sebagai solusi ataupun kebijakan agar permasalahan polusi udara di Jakarta bisa dimitigasi.

 

"Dibutuhkan integrasi yang kuat antara aspek tata ruang dan pertanahan dalam mewujudkan satu inovasi dan implementasi untuk meningkatkan kualitas kota dan perkotaan di Indonesia,” paparnya.

“Pemikiran dari narasumber nantinya bisa dijadikan satu solusi bagaimana kita bisa menciptakan Jakarta menjadi kota yang bersih,” lanjut Menteri Hadi.

Baca juga: Atasi Polusi Udara di Jakarta, ERP Perlu Segera Diterapkan

Dikatakan, dalam mewujudkan rencana tersebut diperlukan kerja sama pemerintah dengan seluruh masyarakat.

"Ini harus kita realisasikan, termasuk memberikan insentif kepada masyarakat yang memiliki ladang atau ruang terbuka yang memang belum digunakan dan dijadikan ruang terbuka hijau. Ini adalah satu pemikiran yang bagus untuk kita elaborasi," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com