Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada 71 Tower Rusun yang Belum Dihuni Masyarakat

Kompas.com - 17/08/2023, 14:32 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan mencatat, sebanyak 71 tower rumah susun (rusun) yang dibangun pada periode 2005-2022 belum dihuni masyarakat. 

Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menjelaskan, jumlah ini mewakiliki 3,27 persen dari total rusun yang dibangun pada periode tersebut.

Sedangkan 2.098 tower rusun atau mewakili 96,73 persen kini sudah dihuni.

"Kami berharap dengan menghuni rusun ini, masyarakat bisa menghuni rumah secara vertikal yang layak huni," terang Iwan dikutip dari siaran pers, Rabu (16/8/2023).

Untuk pengusul bantuan, baik pemerintah daerah maupun perguruan tinggi, Iwan meminta agar segera dilakukan pengelolaan rusun yang ada dengan baik. Karena, masih banyak masyarakat membutuhkan tempat tinggal.

Adapun selama tahun 2005-2022 atau 18 tahun, 2.169 tower rusun dibangun senilai Rp 28,797 triliun.

Lokasi pembangunan rusun tersebar di sejumlah wilayah yakni Wilayah I (Sumatera dan Kalimantan) sebanyak 535 tower senilai Rp 6,304 triliun.

Baca juga: 18 Tahun, Pemerintah Bangun 2.169 Tower Rusun Senilai Rp 28,7 Triliun

Lalu, Wilayah II (Jawa, Bali, Nusa Tenggara) sebanyak 1.271 tower senilai Rp 17,52 triliun, dan Wilayah III (Sulawesi, Maluku, Papua) sebanyak 363 tower senilai Rp 4,97 triliun.

Iwan menambahkan, bantuan pembangunan diberikan oleh pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Jenis bantuannya antara lain rusun umum untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), rusun negara untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), serta TNI/Polri.

Selain itu, juga dibangun rusun khusus untuk pekerja industri, masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan, nelayan, korban bencana, masyarakat terdampak pembangunan pemerintah pusat.

Kemudian, masyarakat yang tinggal di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T), tenaga kesehatan, lansia, PPKS, masyarakat miskin, disabilitas, yatim piatu, anak terlantar, peserta didik, masyarakat berprestasi, hingga pelaku olahraga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com