Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaatkan Kayu Hasil Penertiban, Pengrajin di Pangkalpinang Produksi Perabotan Rumah

Kompas.com - 17/06/2023, 10:00 WIB
Heru Dahnur ,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Sejumlah pemuda di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, memanfaatkan sisa kayu hasil penertiban menjadi suvenir dan perabot rumah.

Produksi yang telah berjalan sejak 2021, terkendala persyaratan izin ekspor.

"Saat ini dibuat untuk kebutuhan lokal dengan dipasok ke toko-toko. Ada yang jual putus, ada yang sistem titip," kata Koordinator Pengrajin Panel Kreatif Bangkayu, Faizal Amir kepada Kompas.com, Jumat (16/6/2023).

Barang-barang yang telah dihasilkan komunitas Bangkayu ini seperti jam meja, kotak tisu, asbak, sendok, piring dan mangkok.

Baca juga: IKEA Kembali Gelar Pameran UKM Kerajinan Indonesia

Berbagai peralatan rumahan tersebut dibuat menggunakan kayu mahoni. Kayu tersebut merupakan kayu hibah dari hasil penertiban atau pemangkasan pohon di pinggir jalan kota.

"Pasokan kayu dari pemerintah, ada beberapa jenis kayu. Paling bagus yang rekomendasi dari jenis mahoni," ujar Faizal yang biasa disapa Ical.

Kerajinan yang dihasilkan itu memiliki ciri khas berupa kulit kayu yang masih menempel. Selain itu, pengerjaan menggunakan mesin bubut dibuat rapi sehingga tekstur barang yang dihasilkan terlihat alami dan halus.

Harga yang ditawarkan untuk setiap kerajinan terbilang murah. Yakni berkisar Rp 20.000 sampai Rp 40.000. Harga paling mahal yakni jam meja yang dibanderol Rp 200.000 per item.

Terkait harga jual, kata Ical, pembeli dari Tiongkok sempat merasa kaget. Sebab harganya terbilang murah, berbeda jauh dengan harga di pasaran luar negeri.

Baca juga: Cara Mengemas Barang Pecah Belah Sebelum Pindah Rumah

"Jam meja katanya memang murah. Di pasaran luar negeri bisa Rp 700.000 per item. Jadi mereka ingin datang langsung ke workshop kami di Jalan Balai," ujar Ical.

Pertemuan dengan pembeli luar negeri, kata Ical, terjadi saat Komunitas Bangkayu hadir dalam gelaran G20 di Belitung.

Ical berharap, ada investor yang tertarik untuk membantu penjualan hingga ke pasar luar negeri.

Berbagai hasil kerajinan dari kayu hasil penertiban di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Jumat (16/6/2023).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Berbagai hasil kerajinan dari kayu hasil penertiban di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Jumat (16/6/2023).
"Kita sudah coba urus izin ekspor, tapi syaratnya sulit terpenuhi dalam waktu dekat," ungkap Ical.

"Harus ada izin asal kayu, sertifikasi SDM hingga lokasi pembuatan," tambah dia.

Menurut Ical, pasar luar negeri menjadi harapan karena daya beli dan animo masyarakat lokal untuk menggunakan peralatan dari kayu belum begitu tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com