Pengaman Pantai di KEK Tanjung Lesung Dilengkapi "Jogging Track"

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan pengaman pantai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang, Banteng segera rampung.

Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia mengatakan saat ini total progres pembangunan revetment tersebut telah mencapai 90 persen dan ditargetkan beres pada November 2023.

Panjang pengaman pantai yang mulai dibangun pada tahun 2020 ini mencapai 10,3 kilometer dan memiliki sejumlah fungsi.

"Pembangunan revetment ini bukan hanya dapat mereduksi kekuatan gelombang hingga 30 persen, namun ada dampak lain yang akan dirasakan semacam multiplier effect dari pembangunan ini yakni selain mengamankan KEK juga mengamankan kawasan masyarakat," kata Bob, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR, Minggu (11/6/2023).

Selain itu, ada jalan yang dibangun oleh Ditjen Bina Marga di dekat kawasan. Sehingga apabila tidak dilindungi dari dampak abrasi, maka akses ekonomi akan tertanggu.

Kemudian, pengaman pantai ini juga dilengkapi dengan jogging track yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk berolahraga. Lalu juga tersedia pedestrian dan ruang terbuka publik.

Baca juga: Tahun Ini, Pemerintah Bidik Realisasi Investasi KEK Sentuh Rp 61,9 Triliun

Infrastruktur ini diharapkan dapat melindungi kawasan wisata seperti Lanskap Plaza Pantai Bodur, Tanjung Lesung Beach Hotel, Pantai Lalassa, dan Dermaga Pantai Sagna, mengamankan kawasan pariwisata dan perikanan seluas 950 hektar, serta jalan nasional sepanjang 5,4 kilometer.

Pembangunan pengaman pantai KEK Tanjung Lesung berada di bawah tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cidanau-Ciujung-Cidurian.

Konstruksi bangunan dikerjakan melalui 2 paket pekerjaan dengan pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Di pekerjaan revetment paket 1 sepanjang 5,6 kilometer dilaksanakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero), Tbk dengan nilai kontrak Rp 249,9 miliar.

Sedangkan untuk pekerjaan revetment paket 2 sepanjang 4,7 kilometer dilakukan oleh kontraktor PT Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk dengan nilai kontrak Rp 168,3 miliar.