JAKARTA,KOMPAS. com- Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Sumatera Utara (Sumut) ditargetkan akan rampung pada bulan Oktober 2022.
TSTH2 diketahui merupakan salah satu infrastruktur penunjang di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba.
Hal tersebut disampaikan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan saat meninjau lokasi Taman Sains, Selasa (19/7/2022).
“Saya mengucapkan terima kasih atas dedikasi kerja keras semua tim. Tadi saya dijelaskan bahwa tim optimis, seluruh bangunan sudah berdiri pada bulan Oktober yang akan datang,”ujar Menko Luhut dalam sambutannya.
Baca juga: Mulusnya Akses Jalan Geopark Huta Ginjang, Spot Nikmati Indahnya Danau Toba
Setelah itu, menurutnya, pada awal triwulan kedua tahun 2023, seluruh fasilitas pada pembangunan tahap 1 sudah dapat selesai dan bisa difungsikan.
Ada berbagai perkembangan pesat di area TSTH2 ini. Beberapa bangunan utama yang sudah terlihat bentuknya, screenhouse, greenhouse, kemudian pagar batu yang mengelilingi TSTH2, dan jalan yang berada dalam kawasan TSTH2.
TSTH2 yang berada dalam kawasan hutan dengan tujuan khusus untuk penelitian dan pengembangan, kini sedikit demi sedikit telah berubah.
Infrastruktur pendukung penting juga sudah dihadirkan seperti aliran listrik dan jaringan telekomunikasi GSM sehingga setiap pekerja dapat berkomunikasi dengan keluarganya yang jauh.
Menko Luhut berharap TSTH2 mampu menjadi kawasan riset unggulan, pusat konservasi, dan pengembangan obat herbal dan hortikultura.
“Kita berharap riset untuk herbal genomik dapat dikembangkan di sini, kemudian bisa dijadikan tempat pemuliaan tanaman hortikultura, konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia, serta analisis genetik untuk pembiakan,” tambah Menko Luhut.
Baca juga: Lewat Tol Terpanjang di Sumut, ke Danau Toba Cuma Butuh 2 Jam
Karena itulah, TSTH2 telah bekerja sama dengan National Development and Reform Commission (NDRC) Tiongkok untuk mendirikan Laboratorium Bersama untuk Konservasi dan Inovasi Tanaman Herbal, juga dengan Beijing Genomic Institute.
“Melalui pendekatan berbasis genetik, kita berharap bisa segera mendapatkan bibit unggul dari tanaman, salah satunya bawang putih yang sesuai dengan agroklimatologi dan karakteristik lahan setempat,” tandasnya.