Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suryacipta Jaring Lebih dari 5 Data Center

Kompas.com - 16/02/2022, 14:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Suryacipta Swadaya menargetkan lebih dari lima data center (pusat data) beroperasi di Suryacipta City of Industry.

Head of Sales & Tenant Relations Suryacipta Swadaya Binawati Dewi mengatakan, dari lima pusat data tersebut, salah satunya akan segera beroperasi.

Tetapi, Dewi enggan membeberkan nama-nama dari pusat data tersebut karena terikat dengan non-disclosure agreeement (NDA) atau perjanjian kerahasiaan.

"Kami memang sedang disibukkan dengan transaksi pusat data karena kualifikasi yang mumpuni untuk menjadi tuan rumah, terlebih lagi juga dikenal responsif, mudah berbisnis, dan fleksibel," klaim Dewi dalam siaran pers, Rabu (16/2/2022).

Dalam beberapa tahun terakhir, Suryacipta telah melakukan perbaikan cukup signifikan untuk mewujudkan kawasannya sebagai lokasi ideal bagi perusahaan pusat data.

Perusahaan juga telah membuka lima jalur masuk fiber optik ke dalam kawasan dan tiap jalur akan menyokong satu sama lain untuk meminimalisasi kemungkinan terputusnya konektivitas.

Baca juga: Suryacipta Dukung Penuh Penggunaan Energi Baru dan Terbarukan

Dewi menambahkan, Suryacipta sedang dalam tahap diskusi dengan tiga internet service provider (ISP) lain yang ingin bekerja sama.

"Hingga akhir tahun 2022, kami akan memiliki sekitar 10 ISP untuk mendukung aktivitas tenant (penyewa)," tambahnya.

DataReportal mencatat adopsi internet di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 73,7 persen dari populasi atau lebih tinggi dari rata-rata dunia 62,5 persen.

Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan luar biasa dimana sebelumnya disebutkan adopsi internet di Indonesia 5 tahun lalu hanya mencapai 51 persen, dan 50 persen rata-rata dunia. 

Pogram riset tahunan yang diluncurkan oleh Google dan Temasek, e-Conomy SEA mendokumentasikan, Gross Merchandise Value (GMV) Indonesia pada tahun 2021 merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara yaitu 70 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.000 triliun.

Kemudian, diikuti Thailand 30 miliar dollar AS atau Rp 428 triliun, serta Vietnam dan Malaysia masing-masing senilai 21 miliar dollar AS atau setara Rp 300 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com