Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perintah Jokowi: 2.000 Rumah Warga Terdampak Erupsi Semeru Segera Direlokasi

Kompas.com - 07/12/2021, 21:30 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan agar 2.000 rumah terdampak erupsi Gunung Semeru segera direlokasi ke tempat lebih aman.

"Segera kita putuskan di mana relokasinya dan saat itu juga akan kita bangun kalau semua sudah siap," ujar Jokowi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (7/12/2021).

Jokowi mengungkapkan, ada beberapa hal yang perlu diprioritaskan untuk penanganan tanggap darurat peristiwa tersebut.

Baca juga: Semeru Erupsi, Kementerian PUPR Terjunkan Tim dan Alat Berat

Mulai dari pencarian korban dan proses evakuasi serta ketersediaan logistik bagi masyarakat terdampak dan pengungsi, termasuk rencana perbaikan infrastruktur yang rusak.

"Kita berharap semua sudah bisa dimulai, baik itu perbaikan infrastruktur maupun kemungkinan relokasi dari tempat-tempat yang kita perkirakan memang berbahaya untuk dihuni kembali," lanjut Jokowi.

Sebagai tindaklanjut perintah Presiden, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membantu penanganan darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru dengan mengerahkan sumber daya dan personel di balai-balai Kementerian PUPR di Provinsi Jawa Timur.

Direktur Jenderal (Dirjen) Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, tugas Kementerian PUPR adalah memastikan akses menuju ke lokasi terdampak bencana bisa dilalui untuk kendaraan logistik, termasuk kebutuhan pengungsi.

"Tugas kami adalah mendukung upaya tanggap darurat, pembersihan, termasuk sarana dan prasarana juga sudah didistribusikan," ujar Hedy.

Untuk relokasi warga, Kementerian PUPR menunggu lokasi yang aman dari Badan Geologi (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral).

Untuk percepatan peningkatan konektivitas, telah dilakukan langkah-langkah penanganan dengan mencari jalur-jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang-Turen-Malang yang putus akibat robohnya Jembatan Besuk Koboan.

Contohnya, pembangunan jembatan gantung dalam dua bulan ke depan untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua sebagai penghubung Kabupaten Lumajang dengan Malang Selatan.

Jembatan tersebut juga didesain dapat dilalui ambulans untuk keadaan darurat.

"Kami juga menyiapkan jalur alternatif ke arah selatan sepanjang 2 kilometer yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Kementerian PUPR membantu 7 kilometer," ungkap Hedy.

Baca juga: Putus Karena Erupsi Semeru, Ini Sejarah Jembatan Gladak Perak Lumajang

Namun, jalur alternatif tersebut tidak bisa digunakan untuk kendaraan berat, melainkan hanya logistik ringan.

Untuk perbaikan permanen Jembatan Besuk Koboan di ruas Jalan Nasional Turen-Lumajang, dibutuhkan waktu sekitar 1 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com