Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putus Karena Erupsi Semeru, Ini Sejarah Jembatan Gladak Perak Lumajang

Kompas.com - 05/12/2021, 10:09 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Erupsi Gunung Semeru terjadi pada hari Sabtu (4/12/2021). Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah putusnya Jembatan Gladak Perak, Lumajang.

Akibatnya, jalur alternatif Lumajang-Malang ditutup total dan dialihkan untuk melalui jalur lain sesuai arahan petugas.

Untuk diketahui, Jembatan Gladak Perak terdiri dari dua jembatan. Satu jembatan lama yang sudah tidak difungsikan dan sudah berstatus cagar budaya dan satu jembatan baru yang hingga kini masih digunakan untuk lalu lintas.

Keduanya terletak di atas Sungai Besuk Sat, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca juga: Akibat Terjangan Lahar Dingin Semeru, Jembatan Penghubung Lumajang-Malang Runtuh

Dilansir dari Visit Lumajang, Minggu (5/12/2021), dari berbagai catatan sejarah, Jembatan Gladak Perak lama dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sekitar tahun 1925-1940.

Dalam sejarahnya, Agresi Militer Belanda I yang dimulai pada 21 Juli 1947 menyerang beberapa daerah di Jawa Timur termasuk Lumajang.

Sehingga, untuk menghambat mobilitas pasukan tentara Belanda, Zeni Pioneer 22 Jatiroto, batalion tempur TNI AD, meledakan Jembatan Gladak Perak.

Oleh karena itu, Jembatan Gladak Perak kembali dibangun dan difungsikan pada tahun 1952 setelah kondisi wilayah Indonesia mulai membaik.

Memiliki sebutan lain, yaitu Jembatan Piket Nol dan Jembatan Pancing, jembatan lama tersebut memiliki lebar sekitar 4 meter dengan panjang 100 meter.

Sementara itu, diberitakan Kompas.com, pemandu wisata program Familiarization Trip Lumajang, Amir Faisol mengatakan sebutan Jembatan Pancing diberikan kepada Jembatan Gladak Perak karena banyak masyarakat sekitar yang memancing di lokasi tersebut.

Adapun jembatan baru itu dibangun di sisi selatan jembatan lama dengan pondasi beton bertulang pada tahun 1998 mengingat kondisi jembatan lama yang sudah tua.

Panjang jembatan mencapai sekitar 130 meter dan terlihat lebih kokoh dibanding jembatan lama.

Sebelum akhirnya putus karena bencana alam, Jembatan Gladak Perak Baru bisa dilalui sampai ratusan kendaraan setiap harinya.

Di sekitar jembatan, terdapat beberapa warung dengan aneka jajanan. Biasanya, fasilitas tersebut digunakan masyarakat untuk beristirahat sebelum kembali melanjutkan perjalanannya.

"Sekarang banyak yang nongkrong, istirahat dan kembali meneruskan perjalanan. Jualan jadi ramai dan menguntungkan," ujar salah satu pemiliki warung di sekitar Jembatan Gladak Perak, Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiga Cara Bikin Furnitur Plastik yang Kusam Terlihat Baru

Tiga Cara Bikin Furnitur Plastik yang Kusam Terlihat Baru

Umum
Paruh Pertama 2024, Ada Dua PSN Jalan Tol Kelar Dibangun

Paruh Pertama 2024, Ada Dua PSN Jalan Tol Kelar Dibangun

Berita
Cara Tepat Membersihkan Furnitur Plastik dengan Cairan Pemutih

Cara Tepat Membersihkan Furnitur Plastik dengan Cairan Pemutih

Umum
Jembatan 'Mobile' di Swiss, Inovasi Perbaikan Jalan Tanpa Menutup Jalur

Jembatan "Mobile" di Swiss, Inovasi Perbaikan Jalan Tanpa Menutup Jalur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Malang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Malang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perbaikan Jalan Daerah di Sultra Telan Anggaran Rp 631 Miliar

Perbaikan Jalan Daerah di Sultra Telan Anggaran Rp 631 Miliar

Berita
Mulai 16 Mei, Lintasi Tol Serang-Panimbang Dapat Diskon Tarif 30 Persen

Mulai 16 Mei, Lintasi Tol Serang-Panimbang Dapat Diskon Tarif 30 Persen

Berita
Ini Alasan Mengapa Anda Harus Membeli Kursi Plastik untuk Furnitur Rumah

Ini Alasan Mengapa Anda Harus Membeli Kursi Plastik untuk Furnitur Rumah

Tips
Pengembang Indonesia Jadi Pemilik Tunggal Aset Rp 5,7 Triliun di Sydney

Pengembang Indonesia Jadi Pemilik Tunggal Aset Rp 5,7 Triliun di Sydney

Berita
Harga Sewa Mal di Jakarta Naik Jadi Rp 584.077 Per Meter Persegi

Harga Sewa Mal di Jakarta Naik Jadi Rp 584.077 Per Meter Persegi

Ritel
SE Desain Prototipe Rumah Sederhana Masih Diharmonisasi Kemenkumham

SE Desain Prototipe Rumah Sederhana Masih Diharmonisasi Kemenkumham

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pasuruan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pasuruan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mengungkap Pertumbuhan Pasar Hotel, Bengkulu, Sultra dan Kalteng Paling Cuan

Mengungkap Pertumbuhan Pasar Hotel, Bengkulu, Sultra dan Kalteng Paling Cuan

Hotel
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ponorogo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ponorogo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bojonegoro: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bojonegoro: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com