Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tampilkan Ciri Khas Lokal, 3 Rusun di Jabar Berhiaskan Ornamen Megamendung

Kompas.com - 26/10/2021, 11:40 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumaahn Rakyat (PUPR) menggunakan unsur kearifan lokal dalam pembangunan rumah susun (rusun) di daerah, termasuk di Jawa Barat.

Pembangunan rusun di wilayah ini menggunakan ornamen fasad megamendung dan atap julang ngapak pada kanopi terasnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengklaim, pihaknya selalu memasukkan desian yang mengandung unsur lokal di setiap daerah yang dibangun fasilitas tersebut.

"Jadi, ada ciri khas daerah yang tampak dari rusun tersebut,” ujar Khalawi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (26/10/2021).

Baca juga: Selesai Akhir 2021, Rusun Gelandangan dan Pengemis Ini Berkapasitas 372 Orang

Menurut Khalawi, Kementerian PUPR akan terus mendorong konstruksi rusun demi memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat.

Para penerima manfaat rusun yang dibangun cukup beragam, mulai dari aparatur sipil negara (ASN), anggota TNI/ Polri, mahasiswa, hingga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Dia mengatakan, rusun merupakan salah satu solusi dalam pemanfaatan lahan untuk perumahan.

"Selain mengoptimalkan lahan yang ada, rusun juga memiliki daya tampung yang cukup banyak,” kata dia.

Fasad megamendung dan atap julang ngapak pada kanopi teras Rusun yang dibangun di Provinsi Jawa Barat.Dok. BALAI P2P JAWA II/ BAGIAN HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN KEMENTERIAN PUPR Fasad megamendung dan atap julang ngapak pada kanopi teras Rusun yang dibangun di Provinsi Jawa Barat.
Sementara itu, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Jawa II Direktorat Jenderal Perumahan Kiagoos Egie Ismail berharap agar generasi muda dan masyarakat Jawa Barat bisa merasa bangga atas kearifan lokal yang dimiliki.

Contoh rusun yang menggunakan fasad mega mendung yaitu rusun eks-gelandangan dan pengemis di Balai Rehabilitasi Sosial Eks-Gelandang dan Pengemis Pangudi Luhur Kementerian Sosial di Bekasi Timur.

Pembangunan rusun yang menelan biaya pembangunan Rp 28,32 miliar tersebut memiliki kapasitas 93 unit hunian tipe 24 dengan ketinggian lima lantai.

Baca juga: Mahasiswa Unida Bogor Bisa Tinggal di Rusun dengan Fasilitas Apartemen

Lalu, rusun mahasiswa Universitas Djuanda (Unida) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nahdlatul Ulama (STKIP NU) Indramayu yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp 25 miliar.

Baik rusun Unida maupun STKIP NU Indramayu, keduanya dibangun dengan ketinggian tiga lantai, tipe 24, serta terdapat 43 unit hunian.

Kiagoo berharap agar pembangunan rusun tetap memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

"Ketiga rusun itu ditargetkan dapat selesai akhir tahun ini,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com