Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bernardus Djonoputro
Ketua Majelis Kode Etik, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)

Bernardus adalah praktisi pembiayaan infrastruktur dan perencanaan kota. Lulusan ITB jurusan Perencanaan Kota dan Wilayah, dan saat ini menjabat Advisor Senior disalah satu firma konsultan terbesar di dunia. Juga duduk sebagai anggota Advisory Board di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung ( SAPPK ITB).

Selain itu juga aktif sebagai Vice President EAROPH (Eastern Region Organization for Planning and Human Settlement) lembaga afiliasi PBB bidang perencanaan dan pemukiman, dan Fellow di Salzburg Global, lembaga think-tank globalisasi berbasis di Salzburg Austria. Bernardus adalah Penasehat Bidang Perdagangan di Kedubes New Zealand Trade & Enterprise.

Momentum Berbenah World Cities Day 2021

Kompas.com - 26/10/2021, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MEMBAHAS perkotaan dan kehidupan urban, tidak lengkap tanpa pernah mengalami anti-tesis urban, seperti tranquility di puncak gunung.

Sekembali dari perjalanan ke ketinggian 3,726 meter di atas permukaan laut (mdpl) summit Rinjani, saya berjalan melalui jalur Torean yang baru dibuka untuk pendaki.

Saya mendaki, dalam suasana seluruh masyarakat sedang antusias menantikan perhelatan global modern, yaitu MotoGP dan World Superbike Series di Mandalika.

Maka, seluruh perjalanan saya pun dipenuhi dengan dikusi bathin mengamati perubahan yang sedang berlangsung.

Pertemuan saya dengan warga Sasak maupun komunitas Bayan, menjadi penegasan bagi saya tentang potensi konflik pada pertemuan kearifan lokal dan tekanan urbanisasi.

Tekanan perubahan perilaku dan nilai-nilai urban dan kehidupan global sangat terasa. Sebentar lagi Mandalika dan Lombok akan menjadi fitur tetap agenda masyarakat global!

Apakah Quartararo, Mir atau Marques akan berjaya di Lombok? Akankah tradisi guyuran champagne di podium tanda kemenangan, boleh dan akan diumbar penuh keceriaan di bumi Lombok?

Menarik menantikan kostum para umbrella girls di lintasan pembuka, panasnya pantai Kuta Lombok tentu menjanjikan kostum aduhai penuh logo sponsor?

Masyarakat Lombok pun akan menyapa dunia! Dengan kearifan lokalnya.

Dari kesenyapan desa Sembalun dan Torean, saya langsung mendarat di Jakarta dan harus menemui kolega di salah satu kafe dekat kantor.

Terbelalak saya dan menahan nafas. Tidak ada lagi Covid-19. Semua bergelimang canda, riuh rendah, penuh energi.

Mengerikan, kalau teringat pergumulan saya dengan Covid-19 pada awal pandemi Maret 2020.

Membuat saya merenung, seperti apa masa depan kota Indonesia menghadapi transformasi ruang maupun sosial ekonomi menjadi masyarakat perkotaan (baca: urbanisasi) yang begitu cepat?

Pandemi Covid-19 masih terus menghantui kita. Pelajaran penting bagi kota-kota kita nyata, seperti semakin jelasnya berbagai keterbatasan kota, ketimpangan, dan kerentanan terhadap risiko menjadi semakin nyata.

Tantangan tersebut sekarang menjadi bagian tak terpisahkan dari usaha perbaikan sistem perkotaan yang selama ini kita anut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com