Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UV-C Upper-Air Diklaim Kurangi Risiko Transmisi Covid-19 di Udara

Kompas.com - 06/08/2021, 19:53 WIB
Audrey Aulivia Wiranto,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Signify melakukan sejumlah upaya untuk membantu penanganan penyebaran virus dan bakteri, termasuk penyebab Covid-19 yang dapat terjadi melalui aerosol di udara.

Untuk diketahui, virus SARS-CoV-2 bisa bertahan hingga tiga jam di udara. Oleh karena itu, upaya desinfeksi udara selalu menjadi bagian dari protokol kesehatan untuk melindungi bahaya mikro-organisme patogen yang tak kasat mata.

Epidemiolog di Griffith University Dr. Dicky Budiman, MD, M.Sc.PH, mengatakan potensi penularan di dalam ruangan terutama yang tidak memiliki ventilasi memadai, sangat besar.

"Meskipun ruangannya besar, tetapi sirkulasi udara harus dihitung dengan cermat. Sebagai gambaran, droplet yang dihasilkan orang bersin atau batuk bisa terbawa udara hingga sejauh 9 meter," kata Dicky.

Baca juga: Signify Distribusikan Lampu di Kampung Terang Hemat Energi NTT

Pemanfaatan teknologi UV-C bisa dikatakan sebagai salah satu solusi desinfeksi udara yang efektif dan menjadi bagian penting dalam meningkatkan protokol kesehatan di dalam ruangan publik.

Teknologi UV-C upper air membantu dan memberikan perlindungan tambahan dari bahaya transmisi virus dan bakteri penyebab penyakit dengan menjaga kualitas udara yang ada di dalam ruang tertutup.

Sinar UV-C dianggap dapat menghancurkan DNA dan RNA dari bakteri, virus, dan spora, yang artinya menjadikan mereka tidak berbahaya.

Sejauh ini, tidak ada mikroorganisme termasuk bakteri dan virus yang resisten terhadap paparan UV-C.

Country Leader Signify Indonesia Dedy Bagus Pramono mengatakan, pandemi Covid-19 memacu Signify menciptakan sejumlah aplikasi pencahayaan berteknologi UV-C sebagai solusi yang dapat membantu menangani penyebaran virus, bakteri dan berbagai mikroorganisme pembawa penyakit lainnya.

"Penggunaan teknologi UV-C dapat turut berperan dalam mempercepat pulihnya kehidupan dan aktivitas masyarakat serta membantu mendorong perekonomian," ujar Dedy dalam keterangan tertulis, Jumat (6/8/2021).

Selain memanfaatkan teknologi UV-C, penting bagi Indonesia untuk memiliki pedoman yang baru terkait infrastruktur bangunan dalam era adaptasi kebiasaan baru ini.

Praktisi Pengelola Bangunan yang juga menjabat sebagai Sekjen BOMA Indonesia dan BOG ASHRAE Indonesia Deddy El Rashid menuturkan, untuk bangunan profesional, ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menekan risiko penyebaran penyakit melalui udara.

Pertama, mengontrol sumber virus sebelum masuk ke gedung, memaksimalkan ventilasi udara, dan memasang alat pemurni atau desinfeksi udara.

Salah satu teknologi yang paling efektif untuk mendesinfeksi baik udara maupun permukaan adalah dengan sinar UV-C.

Terutama pada pada panjang gelombang 253.7 nm atau 254 nm, sinar UV-C diketahui paling efektif dalam menonaktifkan segela jenis bakteri dan virus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com