Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Model Pendampingan Diperlukan untuk Meningkatkan Kualitas Petani

Kompas.com - 02/06/2022, 19:41 WIB
Nabilla Ramadhian,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN), Bustanul Ariffin, mengatakan, model pendampingan untuk petani dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

Hal ini disampaikannya dalam Bimbingan Teknis & Sosialisasi Propaktani Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) secara virtual, Kamis (2/6/2022).

Baca juga: PERHEPI: Media Online Bisa Bantu Berdayakan Petani Indonesia

“Untuk betul-betul mengarah ke pelatihan dan pendampingan, mengunjungi untuk melihat sudah sampai mana kemajuan (para petani melalui pelatihan),” ujar pria, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) ini.

Menurut Bustanul, pendampingan dengan cara para penyuluh berinteraksi langsung dengan petani merupakan cara terbaik yang bisa dilakukan. 

Mereka bisa memberikan informasi yang dibutuhkan sekaligus menyapa, berdiskusi, dan saling tanya jawab dengan para petani.

Baca juga: Mengenal Raised Bed, Solusi Bercocok Tanam di Lahan Sempit

Ilustrasi petani. PIXABAY/SASIN TIPCHAI Ilustrasi petani.

Terkait dengan penyaluran informasi, para penyuluh pertanian bisa membuat grup WhatsApp maupun SMS guna memudahkan pembagian informasi.

Lebih lanjut, Bustanul juga menyarankan mengajak para mahasiswa yang berkaitan melakukan pendampingan petani lebih mendalam.

“Ingin mengajak teman-teman kampus melakukan pendampingan. Enggak hit and run, tetapi teman-teman melakukan pendampingan bersama petani selama tiga hingga enam bulan. Kalau hit and run, bagusnya hanya untuk laporan saja,” jelasnya.

Baca juga: Cara Membuat Pestisida Hama Penggerek Batang Padi Pakai Bumbu Dapur

Meski pemanfaatan teknologi dapat membantu para petani mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pendampingan, penyuluhan secara konvensional pun tetap harus berjalan.

Bustanul tidak menampik bahwa tidak semua petani di Indonesia saat ini masih berusia muda. Ada yang usianya sudah cukup tua dan tingkat pendidikannya relatif rendah.

Menurut dia, penyuluh pertanian yang tangguh dapat mendidik petani dewasa maupun lanjut usia (lansia) tanpa putus asa.

Pemberian informasi dalam pendampingan tidak perlu dilakukan dengan cara rumit meski mengandalkan teknologi.

Baca juga: 3 Manfaat Air Rebusan Jagung untuk Tanaman

“Tidak harus diajarkan cara melihat YouTube, TikTok, dan lain-lain. Kalau mereka masih mau membaca, informasi (dari internet) bisa dicetak,” ucap Bustanul.

Hal serupa juga dapat dilakukan untuk para penyuluh pertanian yang bertugas di daerah sulit sinyal. Jika sulit berkomunikasi melalui WhatsApp atau SMS, metode latihan, pendampingan, dan pemberian informasi dapat dilakukan secara langsung ke lapangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com