Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden-Netanyahu Akan Bahas Serangan pada Pekerja Bantuan di Gaza

Kompas.com - 04/04/2024, 14:59 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan berbicara pada Kamis (4/4/2024) melalui panggilan telepon.

Keduanya akan membicarakan terkait konvoi kemanusiaan yang menewaskan tujuh pekerja bantuan di Gaza Palestina.

Insiden itu telah memicu kemarahan internasional atas serangan terhadap karyawan World Central Kitchen yang berbasis di AS.

Baca juga: Koki Pekerja Bantuan Ungkap Kronologi Israel Tembaki Timnya di Gaza

Padahal, konvoi para pekerja bantuan itu tujuannya mendistribusikan makanan yang sangat dibutuhkan kepada penduduk Gaza yang sedang kelaparan.

"Saya dapat memastikan Presiden Biden dan PM Netanyahu akan berbicara besok," kata seorang pejabat AS kepada AFP pada Rabu (3/4/2024).

Seruan tersebut muncul setelah Biden merasa marah dan prihatin atas serangan mematikan tersebut.

Pasalnya, korbannya termasuk seorang warga negara ganda AS-Kanada, serta tiga warga Inggris, seorang Polandia, seorang asal Australia, dan seorang Palestina.

Retorika Biden yang semakin tajam, dan desakan luar agar Israel lebih melindungi pekerja bantuan dan warga sipil, telah mengindikasikan AS geram dengan Israel.

Israel telah mengambil tanggung jawab atas serangan terhadap pekerja bantuan tersebut, yang disebutnya sebagai sebuah kesalahan.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menginstruksikan angkatan bersenjata untuk menjaga jalur komunikasi yang terbuka dan transparan dengan organisasi internasional yang melakukan pekerjaan bantuan.

Baca juga: Sejumlah Pekerja Bantuan Asing Tewas Saat Antar Makanan di Gaza akibat Serangan Israel

Namun, Biden menekankan serangan itu bukanlah peristiwa yang baru saja terjadi. Sebab, ada pula insiden yang lainnya.

Setidaknya 196 pekerja bantuan telah terbunuh di Gaza dalam perang yang telah berlangsung hampir enam bulan ini.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa serangan tersebut merupakan lambang masalah yang lebih besar dan bukti mengapa distribusi bantuan di Gaza begitu menantang.

Namun, Gedung Putih mengatakan bahwa Biden terus mendukung hak untuk membela diri Israel. Bahkan, AS tidak ada rencana untuk membatasi pengiriman senjata ke Israel.

Sementara kematian yang terjadi pada hari Senin ini menimbulkan pertanyaan bagaimana cara melanjutkan pengiriman dengan aman.

Sebab, wilayah tersebut menghadapi krisis kelaparan yang semakin parah, dengan anak-anak dilaporkan meninggal karena kelaparan.

WCK menyebut serangan itu sudah ditargetkan. Karena itu, WCK menghentikan operasinya di wilayah tersebut dan mengirim kapal-kapal yang membawa ratusan ton pasokan yang belum terkirim kembali ke pelabuhan Mediterania mereka.

Baca juga: 4 Tewas, 17 Orang Terluka akibat Serangan Israel di RS Gaza

Sementara itu, kelompok-kelompok lain juga membatasi atau menilai kembali operasi mereka, dan PBB pada hari Selasa menghentikan pergerakan malam hari untuk mengevaluasi masalah keamanannya.

"Organisasi bantuan kemanusiaan tidak dapat melaksanakan pekerjaan mereka dengan aman," kata Komite Palang Merah Internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com