Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Bantuan, Warga Gaza Memakan Tanaman Liar Ini karena Kelaparan

Kompas.com - 26/03/2024, 10:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Minimnya bantuan yang masuk ke Palestina, membuat warga mengalami kelaparan di Gaza.

Karena tak punya makanan, warga yang kelaparan terpaksa mencari tanaman hijau liar (Khobiza) untuk diolah dan dimakan.

"Sepanjang hidup kami, bahkan melalui perang sebelumnya, kami belum pernah makan Khobiza," kata wanita Palestina, Maryam Al-Attar.

Baca juga: Imbas Pemungutan Suara PBB, Biden-Netanyahu Kini di Jalur Berlawanan

"Putri saya bilang, 'Kami ingin makan roti, Bu'. Hatiku hancur mendengar permintaan itu," tutur dia.

Karena perang yang berkecamuk hampir enam bulan tersebut, dia tidak dapat menemukan sepotong roti untuk anaknya.

"Saya pergi dan mengumpulkan beberapa Khobiza. Kami telah menemukan Khobiza untuk saat ini, tetapi di masa depan, dari mana kami akan mendapatkannya lagi? Khobiza akan habis. Ke mana kita harus mencarinya lagi?" ungkap dia.

Sebagaimana diberitakan Reuters pada Selasa (26/3/2024), warga Palestina menderita saat mereka harus menjalankan puasa di bulan suci Ramadhan ini.

"Kami telah kelaparan. Kami tidak punya apa-apa untuk dimakan. Kami mendambakan sayuran, ikan, dan daging," ungkap warga lain, Ummu Mohamed.

Baca juga: Ini Tanggapan Warga Gaza yang Lelah dengan Perang dan Berbagai Seruan Gencatan Senjata

"Kita berpuasa dengan perut kosong. Tapi kita tidak bisa berpuasa lagi. Kami juga pusing karena kelaparan. Tidak ada yang bisa membantu tubuh untuk melawan rasa lapar ini," jelasnya.

Kelaparan akan segera terjadi dan kemungkinan akan terjadi pada bulan Mei di bagian utara Gaza.

Bahkan nanti dapat menyebar ke seluruh wilayah kantong Palestina pada bulan Juli, kata badan pengawas kelaparan dunia, yang dikenal sebagai Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), pada 18 Maret 2024.

Kekhawatiran bahwa Khobiza hanya akan memberikan bantuan sementara, tentu semakin meningkatkan ketidakpastian mengenai penyaluran bantuan ke Gaza.

Upaya dari mediator untuk mempersempit kesenjangan antara Israel dan Hamas mengenai persyaratan gencatan senjata dan pembebasan sandera terus dilakukan.

Sementara pada hari Senin kemarin, juru bicara pemerintah Israel mengatakan Israel akan berhenti bekerja sama dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB di Jalur Gaza.

Israel menuduh pada bulan Januari bahwa 12 dari 13.000 staf UNRWA di Gaza terlibat dalam serangan 7 Oktober tersebut. Tuduhan Israel menyebabkan beberapa negara donor menunda pendanaan.

Baca juga: DK PBB untuk Kali Pertama Serukan Gencatan Senjata Gaza

UNRWA memecat beberapa anggota stafnya, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk melindungi kemampuan badan tersebut dalam memberikan bantuan kemanusiaan, dan penyelidikan internal independen PBB dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com