Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Umumkan Ambil Alih 800 Hektar Tanah di Tepi Barat, Terbesar sejak 1993 dan Dikecam

Kompas.com - 22/03/2024, 20:11 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

TEPI BARAT, KOMPAS.com - Israel pada Jumat (22/3/2024) mengumumkan pengambilalihan 800 hektar tanah di Tepi Barat yang diduduki.

Dalam hal ini, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich telah mendeklarasikan wilayah di bagian utara Lembah Jordan sebagai "tanah negara".

Ia melakukannya ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Israel untuk melakukan pembicaraan perang di Gaza.

Baca juga: Israel Ambil Alih 652 Hektar Tanah di Tepi Barat

"Meskipun ada pihak-pihak di Israel dan dunia yang berusaha merongrong hak kami atas wilayah Yudea dan Samaria serta negara ini secara umum, kami mendorong pemukiman melalui kerja keras dan dengan cara yang strategis di seluruh negeri," ujar Smotrich, menggunakan istilah Israel untuk Tepi Barat, dikutip dari AFP.

Penyitaan terbesar

Oleh para aktivis, tindakan Israel tersebut disebut sebagai penyitaan terbesar dalam beberapa dekade terakhir.

Lembaga pemantau pemukiman Israel, Peace Now, mengatakan luas wilayah yang direbut adalah yang terbesar sejak Perjanjian Oslo 1993.

Menurut mereka, tahun 2024 ini menandai puncak dari luasnya deklarasi tanah negara oleh Israel.

Dalam sejarah, Israel tercatat merebut Tepi Barat, Yerusalem timur dan Jalur Gaza dalam perang Arab-Israel tahun 1967. 

Menurut hukum internasional, pemukiman di wilayah Palestina adalah tindakan yang ilegal.

Namun, meski mendapat tentangan dari luar negeri, Israel dalam beberapa dekade terakhir telah membangun puluhan permukiman di Tepi Barat.

Permukiman-permukiman tersebut kini menjadi rumah bagi lebih dari 490.000 warga Israel, yang hidup berdampingan dengan sekitar tiga juta warga Palestina di wilayah tersebut.

Baca juga: Penduduk Tepi Barat: Ramadhan Tak Pernah Seperti Ini... 

Dikecam

Kepala HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melaporkan adanya percepatan drastis dalam pembangunan permukiman ilegal sejak perang Israel melawan Hamas di Gaza dimulai beberapa bulan yang lalu.

Dia mengatakan bahwa hal ini berisiko menghilangkan kemungkinan berdirinya sebuah negara Palestina yang layak.

Blinken menggambarkan perluasan permukiman sebagai "kontraproduktif untuk mencapai perdamaian abadi" dengan Palestina.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com