Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu China Sebut AS Punya Persepsi yang Salah Tentang China

Kompas.com - 07/03/2024, 20:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Amerika Serikat berpegang teguh pada persepsi yang salah tentang China dan belum memenuhi janji-janjinya, meskipun ada beberapa kemajuan sejak Presiden Joe Biden dan Xi Jinping bertemu November lalu.

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Kamis (7/3/2024).

Berbicara dalam sebuah konferensi pers di sela-sela pertemuan parlemen tahunan di Beijing, Wang mengatakan pertukaran antara kedua negara hanya bisa berlanjut jika kedua belah pihak saling menghormati dan mengakui perbedaan-perbedaan mereka.

Baca juga: Filipina Sebut Kapal China Tabrak dan Tembaki Kapal Mereka di Laut China Selatan

"Harus ditunjukkan bahwa persepsi keliru pihak AS terhadap China terus berlanjut, dan janji-janji yang telah dibuatnya belum benar-benar dipenuhi," kata Wang di Kongres Rakyat Nasional, dilansir dari Reuters.

"Metode untuk menekan China terus diperbarui, dan daftar sanksi sepihak terus diperpanjang," katanya.

Kejahatan yang ingin ditambahkan oleh AS ke dalam daftar yang seharusnya dilakukan China telah mencapai tingkat yang tidak dapat dipercaya, kata Wang.

Namun, Biden telah menegaskan bahwa AS tidak akan mencari Perang Dingin baru atau berusaha untuk mengubah sistem China atau mendukung kemerdekaan Taiwan, kata Wang.

Dalam sebuah diskusi tahunan dan luas, Wang menyampaikan nada yang relatif terukur karena ia juga membahas hubungan dengan Rusia dan konflik Ukraina, Eropa, ekonomi China yang gagap dan kecerdasan buatan.

Wang mengatakan bahwa China akan mengajukan rancangan resolusi tentang AI ke Majelis Umum PBB, yang mencerminkan kebutuhan untuk pengembangan dan keamanan.

"AI harus selalu berada di bawah kendali manusia," katanya.

Baca juga: China Akan Utus Perwakilan Khusus untuk ke Rusia dan Ukraina

Ketegangan antara kedua negara adidaya ini telah sedikit mereda sejak Biden dan Xi mengadakan pertemuan penting mereka di San Francisco November lalu, tetapi mereka tetap berada dalam situasi yang tidak nyaman menjelang pemilu AS tahun ini yang dapat membuat calon dari Partai Republik China, Donald Trump, kembali ke Gedung Putih.

Washington telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk memperbaiki hubungan mereka setelah hubungan tersebut memburuk dalam beberapa dekade terakhir tahun lalu karena isu-isu termasuk Taiwan, persaingan teknologi, perdagangan, dan balon mata-mata China yang ditembak jatuh oleh AS di lepas pantai timur.

Baca juga: Delegasi AS di Taiwan Sebut China Sebagai Penindas

China menuduh AS berusaha untuk menahan dan menekan pengembangan teknologi tinggi dan kebijakan industrinya, sementara kedua militer saling mengawasi satu sama lain di tengah peningkatan pengerahan pasukan di seluruh Asia Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com