Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roket China Gagal Terbang, SpaceX Raup Untung di Indonesia

Kompas.com - 21/02/2024, 21:28 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Reuters/VOA Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika satelit Nusantara-2 hancur karena roket China yang membawa satelit senilai 200 juta dollar AS (Rp 3,12 triliun) gagal terbang pada 2020, upaya Indonesia untuk memperkuat jaringan komunikasi terpaksa mengalami kemunduran.

Namun, siapa sangka insiden tersebut justru memberikan ruang bagi Elon Musk untuk meraup untung.

Elon Musk, pemilik SpaceX, menggunakan kegagalan tersebut untuk menyalip badan usaha milik negara (BUMN) asal "Negeri Tirai Bambu", China Great Wall Industry Corp (CGWIC).

Baca juga: Roket SpaceX Meledak, Ciptakan Kawah dan Kerusakan Serius di Lokasi Peluncuran

Perusahaan peluncur roket terkemuka di dunia itu berhasil menjadi pilihan utama bagi Pemerintah Indonesia untuk mengorbitkan satelit-satelitnya ke luar angkasa.

Perusahaan kontraktor China itu sebelumnya memikat Indonesia dengan tawaran manis berupa pembiayaan yang murah, janji dukungan yang luas untuk ambisi luar angkasa, dan kekuatan geopolitik Beijing. Indonesia sendiri menjadi pasar utama dalam pertumbuhan industri antariksa.

Seorang pejabat senior pemerintah dan dua pejabat industri di Jakarta yang mengetahui masalah itu mengatakan kepada Reuters bahwa kerusakan satelit Nusantara-2 menjadi titik balik bagi Indonesia untuk menjauh dari kontraktor luar angkasa China dan lebih memilih perusahaan milik Musk.

Nusantara-2 adalah peluncuran satelit kedua yang diberikan Indonesia kepada CGWIC, setara dengan jumlah yang dilakukan SpaceX pada saat itu.

Setelah kegagalan tersebut, SpaceX berhasil meluncurkan dua satelit Indonesia. Peluncuran satelit ketiga dijadwalkan akan dilakukan pada Selasa (20/2/2024), sementara di sisi lain China belum menangani peluncuran satelit satu pun.

Menurut temuan Reuters, SpaceX berhasil mengalahkan Beijing dengan memadukan sejumlah faktor, yaitu keandalan peluncuran, penggunaan kembali roket yang lebih murah, dan membangun hubungan personal antara Elon Musk dengan Presiden Joko Widodo.

Setelah pertemuan antara keduanya di Texas pada 2022, SpaceX juga berhasil memperoleh persetujuan peraturan untuk layanan internet satelitnya, Starlink.

Kesepakatan SpaceX menjadi contoh yang jarang terjadi di mana perusahaan Barat berhasil membuat terobosan di Indonesia.

Saat ini, sektor telekomunikasi Nusantara masih didominasi oleh perusahaan China yang menawarkan biaya rendah dan pembiayaan mudah.

Baca juga: Elon Musk Akan Buka Akses Internet Starlink di Gaza

Keberhasilan SpaceX terjadi setelah Indonesia menolak tekanan dari Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan perjanjiannya dengan Huawei, raksasa teknologi China, karena alasan ketergantungannya pada teknologi Beijing.

Sekelumit perubahan peta telekomunikasi Indonesia yang dijelaskan kepada Reuters oleh banyak orang, termasuk sejumlah pejabat di Tanah Air dan AS, pelaku industri dan analis tersebut, belum pernah dilaporkan sebelumnya. Beberapa narasumber berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang berbicara kepada media.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com