Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komitmen Kazakhstan Selamatkan Cekungan Laut Aral dan Dampak Besarnya

Kompas.com - 06/03/2024, 22:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

ASTANA, KOMPAS.com - Askhat Orazbay, Ketua Komite Eksekutif Dana Internasional untuk Penyelamatan Laut Aral (IFAS), dimana Kazakhstan bertindak sebagai ketua untuk periode 2024-2026, menyebut komitmen negaranya memperbaiki kondisi di cekungan Laut Aral sangat kuat.

Dia juga berharap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat serta negara-negara Asia Tengah selama 30 tahun terakhir.

Dalam rilis pers yang diterima Kompas.com Rabu (6/3/2024), di tengah pertumbuhan populasi yang pesat, perkembangan ekonomi yang cepat, dan peningkatan konsumsi air per kapita, tekanan terhadap lingkungan menurut Orazbay semakin meningkat.

Baca juga: Alasan Dibalik Keringnya Laut Aral

"Dampak antropogenik yang intensif mempercepat perubahan iklim global, yang terjadi lebih cepat di Asia Tengah daripada rata-rata global," ujarnya.

"Krisis lingkungan di cekungan Laut Aral menyebabkan kelangkaan dan pencemaran sumber daya air, degradasi lahan yang luas, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Di dasar Laut Aral yang mengering, terbentuklah sebuah gurun baru yang luas, dikenal sebagai Aralkum," tambahnya.

Dalam konteks itu, Orazbay menekankan pentingnya kerjasama regional di Asia Tengah.

Salah satu tujuan utama kepemimpinan Kazakhstan di IFAS, menurutnya adalah meningkatkan kerjasama dalam penggunaan dan perlindungan sumber daya air, menangani masalah lingkungan, serta memperkenalkan aspek ekonomi hijau di negara-negara Asia Tengah.

"Selama masa kepemimpinan Kazakhstan, kami akan melanjutkan implementasi dua program utama IFAS, yakni Program Cekungan Laut Aral-4 (ASBP-4) dan Program Perlindungan Lingkungan Regional untuk Pembangunan Berkelanjutan Asia Tengah (REPPSD CA), dengan periode pelaksanaan hingga tahun 2030," ujarnya.

Masalah lingkungan Laut Aral sebelumnya muncul pada 1960-an dan 1970-an, yang menyebabkan hilangnya sebagian besar danau tersebut.

Kazakhstan, dengan dukungan Bank Dunia, berhasil memulihkan sebagian kecil dari Laut Aral Utara.Tapi menurut Orazbay, tantangan masih besar.

"Bahan beracun di dasar Laut Aral tidak hanya memengaruhi wilayah sekitarnya, tetapi juga menyebar jauh ke luar batas negara kami. Upaya seperti penanaman saxaul (Haloxylon) dan vegetasi lainnya dilakukan untuk mengurangi dampak negatif, tetapi tantangan tetap besar," ujarnya.

Baca juga: Ukraina Klaim Hancurkan Kapal Patroli Militer Rusia di Laut Hitam

"Dalam ASBP-4, fokus diberikan pada adaptasi terhadap perubahan iklim dan perlindungan lingkungan, termasuk langkah-langkah untuk sektor-sektor rentan seperti pertanian, energi, dan keanekaragaman hayati. Kerjasama regional sangat diperlukan untuk melaksanakan rencana aksi adaptasi terhadap perubahan iklim," tambahnya.

Selain itu, upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas air, mengurangi risiko bencana alam seperti banjir dan kekeringan, dan melindungi ekosistem di cekungan Laut Aral.

Kazakhstan juga berkomitmen untuk memperkuat kerjasama regional jangka panjang dalam penggunaan sumber daya air dan energi secara efisien di Asia Tengah.

Kerja sama dengan mitra pembangunan internasional, lembaga PBB, dan komunitas donor, menurut Orazbay menjadi kunci dalam mencapai tujuan ini.

Selama periode 2024-2026, Kazakhstan akan mengimplementasikan instruksi dan kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan Dewan Kepala Negara-Pendiri IFAS pada September 2023, serta kesepakatan sebelumnya.

Baca juga: Filipina Sebut Kapal China Tabrak dan Tembaki Kapal Mereka di Laut China Selatan

Ini dilakukan demi mencapai konsistensi dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan secara global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com