Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Berencana Bangun PLTN di Bulan Sekitar 2033-2035

Kompas.com - 06/03/2024, 19:06 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: DW Indonesia

MOSKWA, KOMPAS.com - Moskwa berencana menyumbangkan keahliannya dalam "energi luar angkasa nuklir” untuk program bersama China di Bulan.

Hal ini termasuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bulan, papar kepala badan antariksa Rusia Yuri Borisov pada Senin (5/3/2024).

Borisov menyebut bahwa panel surya tidak akan cukup untuk menjamin pasokan listrik yang dapat diandalkan untuk kebutuhan penelitian dan permukiman di Bulan.

Baca juga: IAEA Sebut Iran Terus Menimbun Uranium, Bersiap Bikin Senjata Nuklir?

"Hari ini kami secara serius mempertimbangkan sebuah proyek, sekitar tahun 2033-2035, untuk mengirimkan dan memasang pembangkit energi di permukaan bulan bersama dengan rekan-rekan kami di China,” kata Borisov dalam sebuah acara kepemudaan.

Borisov (kanan) menjabat sebagai wakil perdana menteri Rusia sebelum mengambil alih Roskosmos.AP/VLADIMIR SMIRNOV via DW INDONESIA Borisov (kanan) menjabat sebagai wakil perdana menteri Rusia sebelum mengambil alih Roskosmos.
Beberapa pihak di AS berspekulasi bahwa Rusia berencana menggunakan senjata nuklir jenis baru untuk melawan satelit.

Namun, Borisov yang menjadi kepala Roskosmos pada 2022 lalu, menegaskan bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menempatkan senjata nuklir di luar angkasa.

Pembangkit listrik tenaga nuklir di Bulan perlu dibuat dengan mesin, tambah Borisov, seraya mengatakan sudah ada solusi teknis yang dapat digunakan untuk proyek tersebut.

Kerja sama luar angkasa antara Rusia dan China

Pada Maret 2021, Moskwa dan Beijing menandatangani perjanjian pembangunan stasiun penelitian bulan internasional, dan mempresentasikan peta jalan pembangunannya pada Juni 2021.

China memiliki program eksplorasi bulannya sendiri, dengan wahana tak berawak "Chang'e-6" yang akan diluncurkan pada Mei untuk mengumpulkan sampel batuan.

Sementara itu, program luar angkasa Rusia mengalami serangkaian kemunduran dalam beberapa tahun terakhir.

Misi bulan pertamanya dalam 47 tahun gagal tahun lalu setelah pesawat luar angkasa Luna-25 Rusia lepas kendali dan jatuh.

Baca juga:

Perlombaan untuk menempatkan tenaga nuklir di Bulan?

Konsep penggunaan reaktor nuklir untuk memberi daya pada koloni Bulan di masa depan juga telah dilontarkan oleh badan antariksa AS, NASA. \

Hanya beberapa bulan setelah misi Apollo 11 menempatkan manusia di Bulan pada 1969, astronot Apollo 12 menggunakan generator nuklir untuk menyediakan listrik untuk eksperimen ilmiah di permukaan bulan.

Karena malam di Bulan berlangsung selama 14 hari Bumi, hanya mengandalkan tenaga surya membawa risiko bagi misi bulan berawak dan tak berawak.

Namun, masalah pasokan energi di luar angkasa menjadi semakin penting seiring dengan rencana NASA untuk mengembalikan manusia ke Bulan dalam misi Artemis, dengan pendaratan pertama dijadwalkan pada 2026.

Pada 2022, NASA mengumumkan pihaknya bekerja sama dengan Departemen Energi AS untuk memilih "proposal konsep" terkait sistem tenaga nuklir "yang siap diluncurkan pada akhir dekade ini."

Baca juga: Tahun Ini, Ukraina Mulai Bangun 4 Reaktor Nuklir Baru

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Rusia Berencana Bangun Pembangkit Nuklir di Bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com