Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keteguhan Tak Terbantahkan Alexei Navalny Melawan Kekuasaan Putin

Kompas.com - 17/02/2024, 18:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

MOSKWA, KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun, Alexei Navalny teguh menyampaikan pesan utamanya dengan jelas: dia adalah politisi oposisi Rusia dan bertekad untuk tetap tinggal di Rusia.

Pengasingan, menurutnya, akan mengarah pada apa yang disebut ketidakrelevanan politik.

Seruan menentang Vladimir Putin teguh digelorakan. Semasa hidup, Alexei Navalny tak mau sebagai seorang munafik.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-721 Serangan Rusia ke Ukraina: Panglima Baru ke Garis Depan | Menanti Bantuan AS

Navalny berpegang pada keyakinan ini ketika iklim politik di Rusia memburuk dan ruang untuk perbedaan pendapat semakin menyempit di era kekuasaan Putin.

Bahkan setelah dia diracuni dengan novichok pada tahun 2020, yang menyebabkan keputusan naasnya untuk kembali pada awal tahun depan terasa terseok-seok, Navalny tetap tangguh.

Dilansir dari Guardian, pihak berwenang Rusia telah mencoba berbagai metode untuk membungkam Navalny selama lebih dari satu dekade.

Awalnya, beberapa orang di Kremlin mengira dia bisa diizinkan untuk tetap berada di kancah politik sebagai pelepas rasa ketidakpuasan warga perkotaan Rusia.

Kinerja yang sangat bagus dalam pemilihan walikota Moskwa tahun 2013 membuahkan hasil.

Sebaliknya, pihak berwenang malah melancarkan berbagai kasus kriminal terhadapnya.

Pada 2014, Navalny dimasukkan ke dalam tahanan rumah dan saudaranya, Oleg, dijatuhi hukuman penjara tiga setengah tahun, yang secara luas dipandang sebagai cara untuk menekannya.

Baca juga: Roket Ukraina Kembali Serang Belgorod Rusia, 6 Orang Tewas

Beberapa orang berpendapat bahwa dia mungkin lebih berguna bagi gerakan oposisi Rusia di luar negeri dan bebas daripada di Rusia. Di negaranya sendiri, dia berpotensi dikirim untuk bergabung dengan saudaranya di penjara.

Pada akhir tahun sebelum dijebloskan ke penjara, Navalny berjalan-jalan di sekitar apartemen kecilnya di pinggiran kota Moskwa dengan mengenakan pelindung kaki, mencemooh gagasan bahwa mungkin lebih baik dia pergi saja.

Baca juga: Putin Sebut Rusia Hampir Menciptakan Vaksin Kanker

"Jika saya ingin orang-orang mempercayai saya maka saya harus berbagi risiko dengan mereka dan tetap di sini. Bagaimana saya bisa mengajak mereka ikut serta dalam protes dan sebagainya jika mereka mengambil risiko, sedangkan saya tidak?” katanya, menunjukkan keteguhan hati, melawan hegemoni Putin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com