Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Kematian Alexei Navalny di Penjara, Barat "Serbu" Rusia

Kompas.com - 16/02/2024, 21:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Kabar kematian Alexei Navalny di penjara Rusia pada Jumat (16/2/2024), memicu kehebohan di Barat.

Pemerintah-pemerintah Barat segera "menyerang" Kremlin atas kematian pengkritik Presiden Vladimir Putin yang paling vokal ini.

Navalny baru berusia 47 tahun.

Baca juga: Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia Tewas di Penjara

Ia adalah pemimpin oposisi paling terkemuka di Rusia dan mendapatkan banyak pengikut dengan kritiknya terhadap korupsi di Rusia yang dipimpin oleh Putin.

Navalny sedang menjalani hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan ekstremisme.

Pada Desember lalu ia dipindah dari penjara di wilayah Vladimir, di bagian tengah Rusia, ke koloni penjara "rezim khusus”.

Itu adalah penjara dengan tingkat keamanan tertinggi di Rusia.

Penjara ini terletak di Artic Circle (Lingkaran Kutub Utara).

Tanggapan Uni Eropa

Uni Eropa pada Jumat menganggap Rusia di bawah Presiden Vladimir Putin bertanggung jawab penuh atas kematian Navalny di penjara.

Alexei Navalny memperjuangkan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Demi cita-citanya, dia melakukan pengorbanan terbesar,” tulis Presiden Dewan Eropa Charles Michel di X.

“Uni Eropa menganggap rezim Rusia bertanggung jawab atas kematian tragis ini,” tambahnya, dikutip dari AFP.

Baca juga: Seminggu Tak Ada Kabar dari Oposisi Rusia Alexei Navalny, AS Khawatir

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan berita kematian Navalny adalah ingatan suram tentang Putin dan rezimnya.

“Putin tidak takut apa pun selain perbedaan pendapat dari rakyatnya sendiri,” tulis Von der Leyen di X.

Ketua Parlemen Eropa, yang memberikan penghargaan hak asasi manusia tertinggi kepada Navalny pada tahun 2021, mengatakan “keberanian Navalny akan bergema dari generasi ke generasi”.

“Rusia merampas kebebasan dan nyawanya, namun bukan martabatnya. Perjuangannya untuk demokrasi terus berlanjut,” kata presiden parlemen Roberta Metsola.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com