Penulis: VOA Indonesia/Eva Mazrieva
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gedung Putih berharap pelaksanaan pemungutan suara dalam Pemilu 2024 di Indonesia berlangsung bebas dan adil.
Hal ini disampaikan Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menjawab pertanyaan wartawan pada Selasa (13/2/2024).
“Kami ingin mereka mendapatkan pemilu yang bebas dan adil. Kami ingin aspirasi dan suara masyarakat Indonesia menjadi penting,” ujar Kirby.
Baca juga: Reuters: Indonesia Memilih Presiden Baru di Bawah Bayang-bayang Petahana yang Berpengaruh
Lebih jauh ia mengatakan, demokrasi di Indonesia adalah demokrasi yang dinamis, sehingga pihaknya berharap dapat melihat warga datang ke TPS, menentukan pilihan mereka, dan membuat suara mereka didengar.
Lebih dari 50 negara menyelenggarakan pemilihan umum pada tahun 2024 ini, tetapi pemilu di Indonesia disebut-sebut sebagai yang terbesar dan terumit.
Tidak saja karena banyaknya jumlah pemilih tetapi juga luasnya cakupan pemilu dalam satu hari, yaitu untuk memilih presiden dan anggota badan legislatif.
Tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang bertarung meraih suara terbanyak adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Berdasarkan laporan KPU, jumlah pemilih yang terdaftar dalam DPT KPU untuk Pemilu 2024 adalah 204.807.222 pemilih.
Ini mencakup:
Pemilih di dalam negeri tersebar di 514 kabupaten/kota, 7.277 kecamatan, 83.731 desa/kelurahan, 820.161 TPS (tempat pemungutan suara). Pemilih ini mencakup 101.467.243 pemilih laki-laki dan 101.589.505 pemilih perempuan.
Baca juga: New York Times: Periode Presiden Indonesia Berakhir, tapi Dinastinya Dimulai
Dalam keterangan pers hari Selasa, Kirby juga menyebut tentang “kemitraan strategis komprehensif” adalah Amerika dan Indonesia.
“Seperti yang Anda ketahui, kami memiliki kemitraan strategis yang mendalam dengan Indonesia saat ini, dan kami berharap dapat melanjutkan dan menemukan cara untuk meningkatkan hubungan bilateral tersebut,” ujarnya.
Setelah menjalin “kemitraan strategis” selama delapan tahun, Amerika dan Indonesia pada 13 November 2023 meningkatkan hubungan kerja sama bilateral dan persahabatan antar kedua negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia ini.
Dalam pertemuan di Gedung Putih, Presiden Joe Biden dan Presiden Joko Widodo berkomitmen meningkatkan hubungan Amerika-Indonesia menuju “Kemitraan Strategis Komprehensif”.
Baca juga: Jokowi Bertemu Biden, Sambut Peningkatan Kemitraan RI-AS Jadi Strategis Komprehensif
Peningkatan hubungan ini memperluas kerja sama dalam semua isu yang menjadi perhatian bersama, termasuk tata kelola pemerintahan yang baik, pluralisme dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, aturan hukum, kedaulatan, pembangunan berkelanjutan, dan integritas wilayah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.