Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin ke AS: Jika Ingin Perang Selesai, Hentikan Pasok Senjata ke Ukraina

Kompas.com - 09/02/2024, 11:35 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Vladimir Putin mengatakan dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara bincang-bincang kontroversial sayap kanan AS, Tucker Carlson, bahwa Barat harus memahami bahwa tidak mungkin untuk mengalahkan Rusia di Ukraina.

Dalam sebuah wawancara selama dua jam dengan mantan pembawa acara Fox News tersebut, Putin juga menyebut bahwa sebuah kesepakatan "dapat dicapai" untuk reporter Wall Street Journal yang dipenjara, Evan Gershkovich.

"Ada beberapa hal yang sedang didiskusikan melalui saluran layanan khusus," katanya dalam wawancara yang dirilis pada Kamis (8/2/2024).

Baca juga: Kremlin Sebut Banyak Media Barat Ingin Wawancarai Putin

Putin menuding bahwa wartawan tersebut adalah seorang mata-mata, sesuatu yang dibantah keras oleh Wall Street Journal dan pemerintah Amerika Serikat.

Untuk diketahui, ini adalah wawancara empat mata pertama dengan Putin oleh seseorang dari media Barat sejak 2019.

Namun, Carlson, yang dekat dengan mantan presiden Donald Trump, hanya mengajukan beberapa pertanyaan sulit dan lebih banyak mendengarkan ketika pemimpin Kremlin itu menyampaikan pandangan tentang sejarah Rusia, yang menggambarkan negara itu sebagai korban pengkhianatan Barat.

Putin membela keputusannya untuk menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Dan mengatakan, Barat sekarang menyadari bahwa Rusia tidak akan dikalahkan, meskipun ada bantuan dari AS, Eropa, dan NATO untuk Ukraina.

"Sampai sekarang, ada kegaduhan dan teriakan tentang kekalahan strategis Rusia di medan perang. Namun kini mereka tampaknya mulai menyadari bahwa hal itu sulit dicapai, bahkan tidak mungkin. Menurut pendapat saya, hal itu tidak mungkin terjadi," katanya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Baca juga: Kandidat yang Melawan Putin di Pilpres Rusia Dituduh Palsukan Tanda Tangan

Bicara yang ditujukan ke AS

Putin juga mengarahkan sebuah pesan kepada Kongres AS, di mana Partai Republik yang didominasi oleh Trump semakin enggan untuk terus mendukung Ukraina dengan senjata dan bantuan militer lainnya.

"Saya akan memberi tahu Anda apa yang kami katakan tentang masalah ini dan apa yang kami sampaikan kepada kepemimpinan AS. Jika Anda benar-benar ingin menghentikan pertempuran, Anda harus berhenti memasok senjata," katanya.

Ketika ditanya tentang kemungkinan perubahan kepemimpinan setelah pemilu AS, di mana Biden diperkirakan akan berhadapan dengan Trump dalam pertandingan ulang kontes mereka di tahun 2020, Putin mengindikasikan bahwa ia tidak akan melihat banyak perubahan.

"Anda baru saja bertanya kepada saya apakah pemimpin lain akan datang dan mengubah sesuatu? Ini bukan tentang pemimpinnya. Ini bukan tentang kepribadian seseorang," ucap dia.

Menghadapi Putin di kursi putih yang serasi dengan meja kecil di antara mereka, Carlson jarang memberikan desak dalam wawancaranya di sebuah ruangan berornamen di Kremlin dan tidak menanting Putin atas hubungannya dengan Trump.

Baca juga: Beda dengan Trump, Biden Tak Dituntut meski Bawa Dokumen Rahasia AS ke Rumah

Saat menjadi presiden dan sejak dikalahkan oleh Biden, Trump telah berulang kali memuji Putin dan tidak mengutuk invasi ke Ukraina - mengatakan bahwa jika ia terpilih kembali, ia akan dapat menyelesaikan perang dalam "24 jam", meskipun tidak mengatakan bagaimana caranya.

Sebaliknya, Biden telah mencap Putin sebagai "penjahat perang" dan menjadikan dukungan untuk pemerintah pro-Barat yang terpilih di Ukraina sebagai salah satu prioritas utama kepresidenannya.

Wawancara antara Carlson dengan Putin direkam pada Selasa (6/2/2024) dan diposting di situs web Carlson sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com