Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Insiden Tak Biasa, Penghitungan Suara Pemilu Pakistan Terpaksa Ditunda

Kompas.com - 09/02/2024, 09:13 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Penghitungan suara di Pakistan setelah pemilihan umum nasional pada Kamis (7/2/2024) mengalami penundaan yang tidak biasa.

Hal ini membuat panel pemilihan umum negara itu mengeluarkan peringatan pada tengah malam kepada petugas pemungutan suara, 10 jam setelah tempat pemungutan suara ditutup, untuk segera mengeluarkan hasilnya.

Pemilu ini telah dirusak oleh serangan-serangan militan dan penghentian layanan telepon genggam, tanpa adanya indikasi pemenang yang jelas beberapa jam setelah pemungutan suara berakhir.

Baca juga: Di Pemilu Pakistan Hari Ini, 5 Orang Tewas Akibat Serangan Militan

Dilansir dari Reuters, negara Asia Selatan ini sedang berjuang untuk pulih dari krisis ekonomi, disamping bergulat dengan meningkatnya kekerasan militan dalam lingkungan politik yang sangat terpolarisasi.

"Masalah internet adalah alasan di balik penundaan ini," kata Zafar Iqbal, sekretaris khusus di Komisi Pemilihan Umum Pakistan (ECP), setelah ia mengumumkan hasil resmi pertama untuk sebuah daerah pemilihan, lebih dari sepuluh jam setelah pemungutan suara berakhir.

Pertarungan utama diperkirakan akan terjadi antara para kandidat yang didukung oleh mantan Perdana Menteri Imran Khan yang dipenjara, yang partainya memenangkan pemilu nasional terakhir, dan Liga Muslim Pakistan dari mantan perdana menteri Nawaz Sharif, yang menurut para analis didukung oleh militer yang berkuasa.

Dengan penghitungan suara yang terus berlanjut sepanjang malam, gambaran yang jelas kemungkinan besar akan muncul pada Jumat (8/2/2023).

Hasil yang diproyeksikan di semua saluran televisi lokal sangat lambat masuk.

Pada pemilu-pemilu sebelumnya, pada tengah malam waktu setempat di hari pemilihan, sudah ada gambaran yang lebih jelas mengenai partai mana yang unggul secara substansial.

Namun sebagian besar proyeksi di saluran televisi masih di bawah 20 persen untuk masing-masing dari 265 kursi yang diperebutkan di parlemen federal.

Baca juga: Ledakan Dekat Kantor Kandidat Pemilu Pakistan, 26 Orang Tewas

"Komisi Pemilihan Umum telah memerintahkan semua komisioner pemilihan umum provinsi dan petugas pemungutan suara untuk mengumumkan semua hasil dalam waktu setengah jam atau tindakan tegas akan diambil," demikian pernyataan dari Komisi Pemilihan Umum Pakistan (ECP), beberapa menit sebelum mereka mengumumkan hasil resmi pertamanya.

Sebuah partai membutuhkan 133 kursi untuk mendapatkan mayoritas sederhana, namun banyak analis percaya bahwa pemungutan suara ini tidak akan menghasilkan pemenang yang jelas.

Baca juga: Jelang Pemilu Pakistan, Militan Serbu Kantor Polisi, 10 Orang Tewas

Sharif, yang dianggap oleh banyak pengamat sebagai kandidat kuat, menepis pembicaraan tentang hasil yang tidak jelas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com