Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Longsor di Filipina, 6 Tewas dan Mengubur 27 Orang di 2 Bus

Kompas.com - 08/02/2024, 10:55 WIB
Albertus Adit

Penulis

MANILA, KOMPAS.com - Sedikitnya enam orang tewas dan mengubur 27 orang yang berada di dalam dua bus akibat tanah longsor di Filipina pada Selasa (6/2/2024) malam.

Tanah longsor itu juga mengubur rumah warga serta melukai sebanyak 31 orang. Operasi pencarian masih dilakukan untuk mencari orang yang hilang karena terjebak longsoran.

Sebagimana diberitakan Independent pada Rabu (7/2/2024), tanah longsor melanda desa Masara di Provinsi Davao de Oro di pulau Mindanao ketika dua bus dengan puluhan penambang terkubur di bawah lereng gunung.

Baca juga: 8 Tewas, 47 Orang Hilang akibat Tanah Longsor di China

Menurut juru bicara pemerintah provinsi Edward Macapili, ada delapan penambang yang selamat dari longsoran tersebut setelah keluar dari dua bus yang sedang terparkir untuk menunggu penumpang/penambang lain.

"Delapan penambang yang termasuk di antara mereka yang menunggu di dua bus untuk mengantar mereka pulang kerja pada Selasa malam, melompat keluar dari jendela bus dan selamat dari tanah longsor," kata dia.

Sedikitnya 11 warga kota juga mengalami luka-luka, dan masih belum diketahui berapa banyak orang yang tertimbun rumah mereka pasca longsor.

"Itu terjadi begitu cepat. Mereka tiba-tiba melihat tanah longsor mengalir ke arah mereka," tutur Macapili kepada The Associated Press.

Hujan lebat telah melanda wilayah tersebut dalam beberapa pekan terakhir, memaksa puluhan ribu penduduk mengungsi ke tempat penampungan darurat.

Baca juga: Tanah Longsor Malaysia, 2 Orang Ditemukan Tewas, 51 Orang Masih Hilang

Setidaknya 18 orang tewas dan harta benda rusak akibat banjir dan tanah longsor baru-baru ini, kata badan bencana nasional dalam laporan terbarunya.

Namun Macapili mengatakan hujan sudah mereda dalam tiga hari terakhir dan cuaca cerah.

"Tidak ada tanda-tanda akan terjadinya tanah longsor karena hujan berhenti pada hari Kamis dan pada hari Jumat cuaca sudah cerah dan panas," imbuh Macapili.

Militer Filipina sebelumnya melaporkan sejumlah besar penambang hilang dengan alasan adanya kendala seperti jalan yang tidak dapat dilalui dan jalur komunikasi yang buruk hingga menghambat upaya penyelamatan.

"Tiga orang terluka parah dan dievakuasi dengan helikopter militer," kata juru bicara militer regional Kolonel Rosa Rosete-Manuel.

Pencarian mereka yang hilang dihentikan pada Selasa malam karena kegelapan dan khawatir ada tanah longsor susulan, maka upaya penyelamatan dilanjutkan pada Rabu.

Sekitar 600 penduduk desa yang tinggal di dekat daerah yang terkena tanah longsor telah dievakuasi ke komunitas yang lebih aman.

"Ada laporan mengenai orang-orang yang belum diketahui keberadaannya yang diyakini terkena dampak tanah longsor," terang Rosete-Manuel.

Baca juga: Kondisi Terkini Banjir dan Tanah Longsor Filipina Selatan, Korban Diperkirakan Terus Bertambah

Bulan lalu, tanah longsor di kota Monkayo, Provinsi Davao de Oro mengubur sebuah rumah dan menewaskan 10 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com