Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembebasan Pilot Susi Air Masih Diupayakan di Tengah Perpecahan Internal TPNPB

Kompas.com - 07/02/2024, 19:58 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

PAPUA, KOMPAS.com - Setelah setahun disandera, upaya pembebasan pilot Susi Air asal Selandia Baru, Phillip Mark Mehrtens, "masih diupayakan".

Pengamat menilai, upaya komunikasi antara Jakarta, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM), dan Selandia Baru, belum efektif karena masing-masing "belum saling percaya", sehingga dibutuhkan satu pihak yang dipercaya sebagai jembatan.

Dalam rilisnya yang diterima BBC News Indonesia pada Rabu (7/2/2024) siang, Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPNPB) menuding pemerintah Indonesia dan Selandia Baru "tidak mampu membuka diri" dalam upaya pembebasan sang pilot.

Baca juga: Selandia Baru Desak Pembebasan Pilot Susi Air Setelah Setahun Disandera

Mereka juga menuduh keduanya "tidak mampu menerima tawaran negosiasi damai" dan "tidak mau menerima tawaran baik" TPNPB.

Dalam bagian lain rilisnya, TPNPB juga menuduh Indonesia dan Selandia Baru "menganggap remeh upaya goodwill" TPNPB.

Tuduhan ini berbeda dengan keterangan seorang pejabat TNI Angkatan Darat kepada BBC News Indonesia pada Selasa (6/2/2024).

"(Upaya pembebasan) masih terus dilakukan dengan mengedepankan keselamatan pilot Phillip," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Letkol Khristomei Sianturi.

Tudingan TPNPB itu juga berbeda dengan pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Selandia Baru, Winston Peters, Senin (5/2/2024).

Dikutip dari Kantor Berita Reuters, Peters mengatakan bahwa berbagai lembaga pemerintah Selandia Baru terus bekerja sama dengan mitra-mitra di Indonesia untuk menjamin pembebasan Mehrtens.

Seperti diketahui, kelompok penyandera ini sejak awal menuntut agar tuntutan kemerdekaan Papua dijadikan bagian negosiasi dari pembebasan sang pilot. Sebuah tuntutan yang sejak awal ditolak oleh pemerintah Indonesia.

TPNPB kemudian mengeklaim akan mengembalikan pilot Phillip Mehrtens kepada keluarganya melalui Yuridiksi Sekretaris Jenderal Perserikatn Bangsa-Bangsa (PBB).

Tidak dirinci lebih lanjut tentang kapan dan di mana si pilot akan "dikembalikan" kepada keluarganya.

Sang pilot disandera sejak 7 Februari 2023 oleh salah-satu kelompok di dalam TPNPB, yang dipimpin Egianus Kogoya.

Warga Selandia Baru itu disandera setelah dia mendaratkan pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

Sejak saat itulah muncul seruan dari berbagai pihak agar TNPB membebaskannya, namun belum membuahkan hasil.

Baca juga: Beredar Video Pilot Susi Air Sampaikan Pesan Meminta Obat

TNI Angkatan Darat: masih diupayakan

Foto terbaru Phillip seperti yang disebarkan TPNPB dalam rilisnya pada Rabu (7/2/2024).TPNPB via BBC News Indonesia Foto terbaru Phillip seperti yang disebarkan TPNPB dalam rilisnya pada Rabu (7/2/2024).

Secara terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Letkol Khristomei Sianturi menuturkan upaya pembebasan "masih terus dilakukan dengan mengedepankan keselamatan pilot Phillip".

Hal itu disampaikan Khristomei dalam wawancara dengan BBC News Indonesia, Rabu (6/2/2024).

Menurutnya, TNI masih mengedepankan "cara yang damai dan persuasif" demi membebaskan pilot asal Selandia Baru itu.

Mereka mengeklaim sudah melibatkan tokoh agama dan adat agar sandera dibebaskan.

"Cara yang kami kedepankan adalah cara-cara persuasif, Papua itu kan tanah yang diberkati kami tidak mau sampai ada pertumpahan darah lagi hanya karena membebaskan seorang pilot," kata Khristomei.

Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan pihaknya "menerima informasi" dari Markas Besar TNI tentang rencana pembebasan sang pilot.

Namun proses pembebasan itu disebutnya masih "perlu waktu".

"[...] Perlu waktu untuk bertemu. Akhirnya perlu berapa hari lagi untuk menyampaikan, berapa lagi hari ke sana," kata Maruli Simanjuntak kepada wartawan di Jakarta, Senin (5/2/2024).

Menurutnya, koordinasi tentang upaya pembebasan Philip Mehrtens dipimpin langsung oleh Panglima TNI.

Baca juga: Setahun Pilot Susi Air Disandera, Para Tokoh Serukan Pembebasan Tanpa Syarat

Ada perbedaan sikap di internal TPNPB?

Sebby Sambom (kiri) bersama salah-seorang pimpinan TPNPB yang tidak disebutkan namanya.Dok. Sebby Sambom Sebby Sambom (kiri) bersama salah-seorang pimpinan TPNPB yang tidak disebutkan namanya.

Walaupun semula diberitakan bahwa TPNPB kemungkinan pembebasan sang pilot itu terjadi pada 7 Februari 2024, namun informasi itu dibantah oleh Juru bicara Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPNPB).

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com