Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia-China Tuduh AS Picu Konflik di Timur Tengah

Kompas.com - 06/02/2024, 09:32 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Rusia dan China menuduh Amerika Serikat (AS) karena telah memicu ketegangan konflik di Timur Tengah.

Hal itu dilihat dengan adanya serangan balasan baru-baru ini terhadap milisi atau kelompok-kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah.

Militer AS menyerang puluhan sasaran di Suriah dan Irak pada Jumat malam hingga Sabtu, sebagai balasan atas serangan drone pada 28 Januari 2024 di sebuah pangkalan di Yordania yang menewaskan tiga tentara AS.

Baca juga: 7 Pasukan yang Didukung AS Tewas akibat Serangan Drone di Suriah

Dari serangan yang menargetkan unit elit Iran dan milisi pro-Iran itu telah menimbulkan kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas di Gaza dapat berubah menjadi konflik regional.

"Jelas bahwa serangan udara Amerika sengaja ditujukan untuk memicu konflik," kata Duta Besar Rusia Vasily Nebenzia dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin (5/2/2024).

Sementara Duta Besar Tiongkok Jun Zhang juga menyatakan bahwa tindakan AS akan memperburuk lingkaran kekerasan di Timur Tengah.

Kemarahan atas tindakan Israel yang menghancurkan di Gaza yang dimulai setelah serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023 telah meluas ke Timur Tengah.

Bahkan memicu pertempuran yang melibatkan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Irak, Suriah dan Yaman.

"Semua pihak harus mundur dari jurang konflik dan mempertimbangkan kerugian manusia dan ekonomi yang tidak dapat ditanggung akibat potensi konflik regional," ujar Rosemary DiCarlo, Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian PBBB, dikutip dari AFP pada Selasa (6/2/2024).

Baca juga: Hari Ini ke Timur Tengah, Menlu AS Desak Gencatan Senjata di Palestina

"Saya mengimbau Dewan untuk terus secara aktif melibatkan semua pihak terkait untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan memperburuk ketegangan yang merusak perdamaian dan keamanan regional," imbau Rosemary DiCarlo.

Diketahui, serangan Amerika ini menuai kecaman dari pemerintah Irak dan Suriah, serta dari Iran, yang menyangkal terlibat dalam serangan drone bulan lalu.

"Setiap upaya untuk mengaitkan tindakan ini dengan Iran atau militernya adalah menyesatkan, semua tidak berdasar dan tidak dapat diterima," ungkap Duta Besar Iran Amir Saeid Iravani kepada Dewan Keamanan pada hari Senin.

Dia berjanji bahwa jika Iran menghadapi ancaman, serangan atau agresi apa pun yang mempengaruhi keamanannya, maka Iran tidak akan ragu untuk menggunakan hak yang melekat padanya, yakni merespons dengan tegas.

Gedung Putih menyatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya merencanakan tindakan pembalasan yang lebih besar.

"Akan saya perjelas, Amerika Serikat tidak menginginkan konflik meluas di wilayah tersebut ketika kami secara aktif berupaya menahan dan meredakan konflik di Gaza," terang wakil duta besar Robert Wood.

Baca juga: Warga Palestina Berharap Gencatan Senjata Segera Terwujud

"Kami tidak bermaksud melakukan konflik langsung dengan Iran, namun kami akan terus mempertahankan personel kami dari serangan yang tidak dapat diterima," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com