Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Merpati Diduga Mata-mata China | AS Serang 5 Rudal Houthi

Kompas.com - 06/02/2024, 05:30 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Berita mengenai foto merpati yang diduga menjadi mata-mata China memuncaki daftar Populer Global saat ini.

Sedangkan di bawahnya ada pasukan AS yang menyerang lima rudal Houthi Yaman karena diidentifikasi sebagai ancaman.

Berita lainnya yang banyak dibaca di kanal Global Kompas.com ialah Selandia Baru mendesak pembebasan pilot Susi Air setelah setahun disandera.

Baca juga: 7 Pasukan yang Didukung AS Tewas akibat Serangan Drone di Suriah

Selengkapnya, berikut rangkuman daftar Populer Global edisi Senin (5/2/2024) hingga Selasa (6/2/2024) pagi yang dapat disimak:

1. Foto Merpati yang Ditahan Polisi India 8 Bulan karena Diduga Mata-mata China

Media berbahasa Inggris dari New Delhi, India, Hindustan Times pada Rabu (17/1/2024), menerbitkan foto merpati yang ditahan polisi India karena diduga menjadi mata-mata China di situs web mereka.

Dalam keterangan foto, disebutkan bahwa merpati tersebut dibeli pada 18 Mei 2023 oleh personel Polisi Rashtriya Chemicals and Fertilizers (RCF) di Chembur, berjarak 27 km dari Mumbai Raya.

Merpati dibeli karena terdapat pesan yang ditulis dengan warna merah dan hijau di sayapnya, yang diduga menyerupai aksara China.

Artikel selengkapnya bisa dibaca di sini.

2. Diidentifikasi sebagai Ancaman, Pasukan AS Serang 5 Rudal Houthi Yaman

Lima rudal milik kelompok Houthi Yaman mampu dihalau oleh pasukan Amerika Serikat (AS) pada Minggu (4/2/2024).

Satu rudal itu dirancang untuk menyerang sasaran di darat, sedangkan sisanya menargetkan kapal-kapal di Laut Merah.

Dikutip dari AFP pada Senin (5/2/2024), Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) menyerang lima rudal di Yaman sebagai upaya bela diri.

Baca juga: Mantan Pejabat Trump Tewas Ditembak Kepalanya

Artikel selengkapnya bisa dibaca di sini.

3. Selandia Baru Desak Pembebasan Pilot Susi Air Setelah Setahun Disandera

Selandia Baru pada Senin (5/2/2024) menyerukan pembebasan segera pilot Susi Air asal Selandia Baru, Phillip Mehrtens, setahun setelah dia disandera di wilayah Papua, Indonesia.

Mehrtens disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNBP-OPM) sejak 7 Februari 2023 lalu.

Ia diculik setelah mendaratkan pesawat komersial kecil di daerah pegunungan terpencil di Nduga.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com